Mengapa Pajak di Indonesia Belum Maksimal? Menguak Selisih Antara Potensi dan Realita
- Image Creator Grok/Handoko
1. Rendahnya Kepatuhan Pajak
Banyak individu dan perusahaan yang belum sepenuhnya patuh dalam membayar pajak. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya kesadaran hingga adanya upaya penghindaran pajak. Selain itu, sistem administrasi perpajakan yang belum optimal juga menjadi tantangan dalam meningkatkan kepatuhan.
2. Kebijakan Pajak yang Kurang Efektif
Beberapa kebijakan pajak di Indonesia masih memberikan celah bagi terjadinya penghindaran pajak. Misalnya, adanya ambang batas tertentu dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang menyebabkan banyak pelaku usaha kecil menengah (UKM) tidak masuk dalam sistem perpajakan. Selain itu, tarif pajak yang tidak kompetitif dibandingkan negara lain juga berpotensi membuat perusahaan mencari cara untuk mengurangi kewajiban pajaknya.
Apa Dampak dari Kesenjangan Pajak Ini?
Kesenjangan pajak yang besar berarti negara kehilangan potensi pendapatan yang bisa digunakan untuk pembangunan. Dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, penerimaan pajak yang stabil dan optimal sangat penting untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi nasional.
Jika masalah ini tidak segera diatasi, dampaknya bisa semakin luas, antara lain:
- Defisit anggaran yang lebih besar, memaksa pemerintah mencari sumber pendanaan lain seperti utang.
- Pengurangan anggaran layanan publik, yang berpotensi menurunkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
- Ketimpangan ekonomi yang semakin tajam, karena beban pajak lebih banyak ditanggung oleh kelompok yang patuh, sementara mereka yang menghindari pajak justru menikmati keuntungan lebih besar.
Bagaimana Cara Mengatasi Kesenjangan Pajak?