Mutiara Hikmah: Harith al-Muhasibi – "Seni Muhasabah dan Penyucian Jiwa"
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam sejarah Islam, ada banyak tokoh sufi yang memberikan kontribusi besar dalam dunia spiritual. Salah satunya adalah Harith al-Muhasibi, seorang ulama dan sufi yang dikenal karena ajaran muhasabah—introspeksi diri dalam mendekatkan diri kepada Allah. Kehidupannya penuh dengan hikmah dan pelajaran tentang pentingnya menjaga hati serta membersihkan jiwa dari penyakit batin.
Harith al-Muhasibi: Ulama dan Sufi yang Mendalami Hakikat Diri
Harith bin Asad al-Muhasibi lahir di Basrah pada abad ke-9 Masehi. Sejak muda, ia sudah menunjukkan ketertarikan besar pada ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang fikih, hadis, dan tasawuf. Namanya, al-Muhasibi, berasal dari kata muhasabah, yang berarti introspeksi diri. Ia meyakini bahwa manusia harus senantiasa menilai diri sendiri sebelum dihisab oleh Allah di akhirat.
Al-Muhasibi hidup di masa yang penuh perdebatan teologis antara berbagai kelompok dalam Islam. Meski ia mendalami tasawuf, ia tetap memegang teguh syariat dan menjadikan ilmu sebagai fondasi spiritualitasnya.
Muhasabah: Jalan Menuju Penyucian Jiwa
Salah satu ajaran utama al-Muhasibi adalah muhasabah, yaitu introspeksi diri secara mendalam untuk menilai sejauh mana seseorang telah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Menurutnya, muhasabah bukan sekadar mengingat dosa, tetapi juga mengukur niat dan tindakan agar tetap dalam koridor ketakwaan.
Ia berkata, "Barang siapa yang tidak memperhitungkan dirinya di dunia, maka ia akan menyesal di akhirat."