Harga Beras Melambung Tinggi! Mengapa Indonesia Paling Mahal di ASEAN?

Tanaman Padi
Sumber :
  • Gdm

Penyebab rendahnya produktivitas ini sangat kompleks, mulai dari penggunaan varietas benih yang kurang optimal, minimnya penggunaan teknologi modern di kalangan petani, hingga keterbatasan akses terhadap pupuk dan sistem irigasi yang baik. Dalam hal ini, Indonesia perlu memperkuat sektor pertanian padi agar dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen.

Memperkuat Kerja Sama Ekonomi Internasional: Indonesia dan ERIA Tandatangani Nota Kesepahaman

2. Rantai Distribusi yang Panjang dan Biaya Logistik

Rantai distribusi yang panjang dan biaya logistik yang tinggi juga menjadi faktor utama penyebab harga beras yang mahal. Di Indonesia, beras harus melewati banyak tahap distribusi, mulai dari petani, tengkulak, distributor besar, hingga pedagang pengecer. Setiap tahap distribusi ini tentu menambah biaya yang pada akhirnya dibebankan pada konsumen.

DEFA: Tonggak Perekonomian Digital ASEAN yang Terbuka, Aman, dan Interoperable

Selain itu, infrastruktur transportasi yang belum merata di berbagai wilayah Indonesia membuat biaya logistik menjadi lebih tinggi, terutama untuk daerah-daerah terpencil. Ini berbeda dengan Thailand dan Vietnam, di mana akses distribusi lebih mudah dan cepat karena infrastruktur yang lebih baik. Pemerintah Indonesia perlu mengatasi masalah ini melalui perbaikan sistem logistik dan memperpendek rantai distribusi agar harga beras lebih terjangkau bagi masyarakat.

3. Kebijakan Impor Beras yang Kontroversial

Peran Penting Indonesia dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) 2024 di Vientiane, Laos

Meskipun Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada beras, kebijakan impor masih menjadi solusi yang diambil dalam upaya menjaga ketersediaan stok pangan. Pada 2022, Indonesia mengimpor lebih dari 1 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan domestik. Kebijakan ini sering kali mendapat kritik karena ketergantungan pada beras impor dianggap merugikan petani lokal dan menimbulkan ketidakstabilan harga.

Kebijakan impor ini juga sering kali dipengaruhi oleh isu-isu politik dan kepentingan tertentu, yang pada akhirnya justru merugikan petani lokal. Di negara-negara seperti Thailand dan Vietnam, kebijakan pemerintah lebih proaktif dalam mendukung petani lokal sehingga mereka bisa menjadi pengekspor beras dan menjaga harga tetap stabil di pasar domestik.

Halaman Selanjutnya
img_title