Nikel dan Kobalt: Logam Kunci yang Menggerakkan Revolusi Mobil Listrik

Revolusi Mobil Listrik
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Kobalt: Tantangan Pasokan dan Keberlanjutan

Indonesia: Pusat Industri Baterai Kendaraan Listrik Dunia

Sementara nikel menjadi andalan Indonesia, kobalt sebagian besar dipasok dari Republik Demokratik Kongo (DRC), yang menyuplai lebih dari 70% kobalt dunia. Meskipun kobalt merupakan komponen penting dalam baterai EV, industri ini menghadapi tantangan serius terkait keberlanjutan dan etika.

Penggunaan kobalt dari DRC sering kali dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia dan kondisi kerja yang buruk. Banyak perusahaan mobil listrik berupaya mencari sumber alternatif untuk kobalt guna memenuhi tuntutan keberlanjutan. Beberapa perusahaan sedang mengeksplorasi teknologi baterai baru yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan kobalt.

Revolusi Akuakultur dengan Teknologi AI: eFishery Membantu Petambak Udang dan Ikan Indonesia

Inovasi Teknologi dan Masa Depan

Dalam menghadapi tantangan pasokan dan keberlanjutan, industri baterai EV sedang berinovasi. Penelitian dan pengembangan untuk menemukan alternatif baterai tanpa kobalt semakin meningkat. Salah satu teknologi yang menjanjikan adalah baterai solid-state, yang diklaim lebih aman dan memiliki densitas energi yang lebih tinggi.

Mendorong Keberlanjutan dengan AI dan Data di Microsoft Cloud for Sustainability

Dengan meningkatnya investasi dalam teknologi hijau, banyak perusahaan otomotif dan teknologi mengalihkan perhatian mereka untuk mencari cara baru dalam memproduksi baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Seiring dengan perkembangan ini, penting untuk memastikan bahwa pasokan nikel dan kobalt dikelola dengan baik untuk mendukung pertumbuhan industri EV.

Nikel dan kobalt adalah logam kunci yang menggerakkan revolusi mobil listrik. Dengan permintaan yang terus meningkat, kedua logam ini tidak hanya menjadi penting bagi industri otomotif, tetapi juga bagi ekonomi global dan keberlanjutan lingkungan. Indonesia dan DRC memegang peranan penting dalam pasokan global, tetapi tantangan terkait keberlanjutan harus diatasi untuk memastikan masa depan yang lebih hijau.

Halaman Selanjutnya
img_title