Kecemasan Meluas, Aksi 'Kreak' Semarang Terus Meresahkan! Pemerintah, Apa Langkahmu?

Peringatan Semarang Darurat Kreak
Sumber :
  • Cuplikan layar

Semarang, WISATA - Fenomena tawuran remaja dan aksi gangster yang dikenal dengan sebutan "kreak" di Semarang kini semakin memprihatinkan. Peristiwa ini tidak hanya menciptakan keresahan di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga memicu kekhawatiran akan potensi penyebarannya ke wilayah lain. Kekerasan jalanan ini melibatkan remaja dan anak muda yang terlibat dalam konflik antar kelompok dengan menggunakan senjata tajam, bahkan tanpa alasan yang jelas. Pemerintah dan aparat penegak hukum dituntut untuk mengambil langkah cepat dan tegas guna mencegah meluasnya aksi-aksi brutal ini ke daerah lain.

Kreak di Semarang Makin Marak: Apakah Gaya Hidup dan Kecemburuan Sosial Jadi Pemicu?

Mengapa "Kreak" Semarang Semakin Marak?

Salah satu faktor utama yang memicu maraknya aksi "kreak" di Semarang adalah pengaruh gaya hidup dan pergaulan di kalangan remaja. Banyak anak muda yang terjebak dalam fenomena ini merasa perlu membuktikan keberanian mereka di depan teman-teman, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Media sosial, seperti Instagram dan TikTok, memainkan peran besar dalam memperburuk situasi ini dengan menyebarkan video kekerasan yang menunjukkan tawuran antar kelompok. Setiap tindakan brutal yang terekam dan tersebar di media sosial menjadi alat untuk mencari popularitas, yang pada akhirnya memancing lebih banyak remaja untuk ikut terlibat.

7 Pesan Aristoteles Kepada Alexander Agung tentang Hukum dan Keadilan

Selain itu, masalah kecemburuan sosial juga menjadi salah satu pemicu utama. Dalam banyak kasus, remaja dari kalangan ekonomi menengah ke bawah merasa tidak setara dengan teman-teman mereka yang lebih mampu. Ketidakmampuan untuk mengikuti gaya hidup mewah yang dipamerkan di media sosial sering kali memicu perasaan rendah diri yang kemudian dilampiaskan dalam bentuk kekerasan dan agresi. Dengan terlibat dalam tawuran, mereka merasa bisa mengimbangi atau bahkan mengalahkan kelompok yang dianggap lebih unggul secara ekonomi atau status sosial.

Kondisi Ekonomi yang Menyulut Frustrasi

MK Sebut Ada Celah Aturan Kampanye di UU Pemilu, Sarankan Revisi

Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi ekonomi yang sulit turut memperparah fenomena ini. Banyak remaja yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah, di mana kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang layak atau mendapatkan pekerjaan yang memadai sangat terbatas. Dalam kondisi ini, keterlibatan dalam aksi kekerasan sering kali dianggap sebagai jalan keluar dari kehidupan yang terasa tanpa harapan. Gangster atau "kreak" memberikan mereka rasa identitas dan tempat di lingkungan sosial yang penuh dengan tekanan.

Frustrasi akibat kesulitan ekonomi ini diperparah oleh ketidakadilan sosial yang mereka rasakan. Sementara sebagian kecil masyarakat menikmati kehidupan mewah, banyak remaja merasa terpinggirkan dan tidak memiliki akses yang sama terhadap peluang yang ada. Akibatnya, kecemburuan sosial ini dengan mudah berkembang menjadi kebencian yang kemudian diluapkan melalui kekerasan antar kelompok.

Halaman Selanjutnya
img_title