2025: Meninggalkan Era YOLO, Kembali ke YONO – Gaya Hidup Baru yang Lebih Bertanggung Jawab

Gaya Hidup YOLO, FOMO dan FOPO
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Memasuki tahun 2025, kita mungkin mulai menyadari perubahan besar dalam pola hidup masyarakat. Setelah bertahun-tahun dihantui oleh filosofi hidup "YOLO" (You Only Live Once) yang menekankan kesenangan sesaat, banyak orang kini beralih ke gaya hidup yang lebih terencana dan bertanggung jawab, yaitu "YONO" (You’re Only Normal Once). Tren ini mencerminkan perubahan pandangan dalam hidup, terutama di kalangan generasi muda yang kini mulai memprioritaskan stabilitas dan perencanaan jangka panjang, alih-alih mengejar kesenangan instan.

"Kebahagiaan Hidupmu Bergantung pada Kualitas Pikiranmu: Pelajaran Abadi dari Marcus Aurelius"

Mengapa YOLO Mulai Ditinggalkan?

Fenomena YOLO, yang populer sejak beberapa tahun terakhir, mendorong banyak orang untuk mengejar kebahagiaan instan dan melakukan berbagai hal tanpa terlalu memikirkan dampaknya di masa depan. Filosofi ini seringkali mendorong orang untuk berani mengambil risiko besar, mengeksplorasi hal baru, dan menikmati hidup secara bebas tanpa batasan. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul kesadaran bahwa kehidupan yang hanya berfokus pada kenikmatan sesaat dapat membawa konsekuensi jangka panjang yang cukup berat.

Forest Bathing dan Stoicisme: Cara Sederhana Keluar dari Brain Rot di Era Digital

Beberapa alasan mengapa banyak orang mulai meninggalkan gaya hidup YOLO dan beralih ke YONO antara lain:

1. Kesadaran akan Pentingnya Masa Depan

Lebih dari Sekadar Liburan: Mengapa Forest Healing dan JOMO Jadi Pilihan Utama?

Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya perencanaan untuk masa depan. Banyak orang yang merasa bahwa mereka tidak bisa terus menjalani hidup tanpa arah, terlebih dengan meningkatnya biaya hidup, kebutuhan pendidikan, dan pensiun. Meninggalkan YOLO berarti beralih ke gaya hidup yang lebih mengutamakan perencanaan, seperti menabung, investasi, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

2. Krisis Global dan Ketidakpastian Ekonomi

Halaman Selanjutnya
img_title