Menguak Identitas dan Agenda Tersembunyi, Siapa Dalang di Balik Serangan Hacker Global?

Hacker (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Serangan siber global kini menjadi momok yang menakutkan di era digital. Tidak hanya organisasi besar, namun juga negara dan individu menjadi korban serangan hacker yang kian canggih. Dunia pun bertanya-tanya, siapa sebenarnya dalang di balik serangan hacker global ini? Apa agenda tersembunyi yang mereka usung, dan apa yang menjadi motivasi di balik tindakan kriminal tersebut?

Dunia Menyikapi Hacker dengan Cara Berbeda: Dari Hukuman Berat hingga Penghargaan, Indonesia ?

Meningkatnya Intensitas Serangan Siber

Dalam beberapa tahun terakhir, serangan siber meningkat secara signifikan. Data dari Cybersecurity Ventures memperkirakan bahwa pada tahun 2021, kerugian akibat kejahatan siber mencapai $6 triliun secara global. Angka ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya ketergantungan dunia pada teknologi digital.

Begini Cara China dan Amerika Serikat Lindungi Negara dari Ancaman Serangan Cyber

Tidak hanya itu, laporan dari Kaspersky Lab menyebutkan bahwa pada tahun 2023, lebih dari 1,5 miliar upaya serangan siber terdeteksi di seluruh dunia. Serangan-serangan ini tidak hanya menargetkan perusahaan teknologi, tetapi juga sektor keuangan, kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan.

Mengungkap Identitas Pelaku: Individu, Kelompok, atau Negara?

Negara-Negara dengan Jumlah Hacker Terbanyak di Dunia: Apakah Indonesia Masuk Daftar?

Salah satu pertanyaan terbesar yang selalu muncul setiap kali terjadi serangan siber besar adalah, "Siapa pelakunya?" Identitas pelaku menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan, terutama karena serangan siber sering dilakukan secara anonim dan melalui jaringan yang sulit dilacak.

Beberapa serangan besar di masa lalu telah diidentifikasi sebagai ulah kelompok hacker terkenal seperti Anonymous, Lizard Squad, atau APT28. Namun, dalam banyak kasus, pelaku sebenarnya tetap misterius. Dalam beberapa kasus, serangan-serangan ini diduga didukung oleh negara tertentu, seperti yang terjadi dalam insiden NotPetya pada tahun 2017 yang diduga kuat melibatkan aktor-aktor negara.

Halaman Selanjutnya
img_title