Teknologi Digital dan Tantangan Misinformasi: Upaya Peningkatan Literasi di Indonesia
- Komimfo.go.id
5. Prinsip Transparansi: Penggunaan teknologi harus dapat dipertanggungjawabkan.
Nezar Patria menekankan bahwa penerapan etika ini penting dalam rangka optimalisasi pemanfaatan digital. Ia juga menyoroti inisiatif global seperti Mediawise Teen Fact-Checking Network (TFCN), yang melibatkan Generasi Z dalam melawan disinformasi melalui literasi digital. TFCN telah berhasil memproduksi video fact-checking dengan jumlah penonton mencapai 12 juta dalam empat tahun dan melakukan jurnalisme berbasis literasi digital pada Pemilu Brasil 2022.
Upaya Peningkatan Literasi Digital
Nezar mendorong lulusan STMM Yogyakarta untuk meningkatkan literasi digital sebagai upaya mendukung terciptanya ruang digital yang sehat dan pemanfaatan teknologi yang bertanggung jawab. Literasi digital dianggap penting tidak hanya untuk meningkatkan adopsi teknologi, tetapi juga menyediakan akses pekerjaan, meningkatkan inklusi digital, dan membantu akselerasi pembangunan sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan teknologi secara etis dan produktif.
Sejak tahun 2017, Kementerian Kominfo telah menginisiasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital. Gerakan ini berfokus pada empat pilar literasi digital: keterampilan digital (digital skills), keamanan digital (digital safety), budaya digital (digital culture), dan etika digital (digital ethics).
Dukungan Menkominfo
Dalam rekaman video, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati STMM Yogyakarta. Menurutnya, prosesi wisuda ini adalah momen perayaan atas kesuksesan, kerja keras, dan dedikasi para wisudawan. Budi Arie berharap ilmu yang telah diperoleh dapat bermanfaat bagi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Ia juga menekankan pentingnya semangat dan tekad yang bulat untuk menghadapi tantangan masa depan.