5 Nasihat Plato untuk Menghadapi Kaum Sofis agar Tidak Terjebak pada Pemikirannya
- Handoko/istimewa
Jakarta, WISATA - Di tengah derasnya arus informasi dan debat publik yang kian kompleks, ajaran-ajaran filsuf Yunani Kuno tetap memberikan pelajaran berharga. Salah satu tokoh yang paling kritis terhadap kaum sofis adalah Plato, murid Socrates yang kemudian mengembangkan filosofi yang menekankan pencarian kebenaran dan kebijaksanaan melalui dialog dan refleksi mendalam. Dalam konteks ini, Plato memberikan sejumlah nasehat penting untuk menghadapi dan tidak terjebak dalam pemikiran sofis yang cenderung relativistik dan manipulatif. Artikel ini mengulas lima nasehat utama Plato untuk melawan dampak negatif ajaran kaum sofis serta relevansinya dalam menghadapi tantangan komunikasi dan politik di era digital.
1. Utamakan Pencarian Kebenaran Sejati melalui Dialog
Plato sangat menekankan pentingnya dialog sebagai metode untuk mencapai kebenaran. Menurutnya, proses bertanya dan berdiskusi adalah cara terbaik untuk mengungkap kontradiksi dalam argumen dan mendekatkan diri kepada pengetahuan yang sejati.
Implikasi dalam Era Digital
Di era digital, di mana berita dan informasi dapat dengan mudah disebarkan tanpa verifikasi, Plato mengingatkan kita untuk selalu berdialog secara kritis. Forum online, debat publik, dan platform media sosial seharusnya dijadikan ruang untuk diskusi terbuka yang tidak hanya mengandalkan retorika emosional tetapi juga didasarkan pada verifikasi fakta.
Menurut Reuters Institute Digital News Report (2024), 63% pengguna internet global mengaku merasa bahwa diskusi terbuka di platform digital membantu mereka memahami berbagai perspektif—namun, tanpa dialog yang mendalam, mereka mudah terjebak pada narasi yang dangkal.
Nasehat Plato
"Jangan berhenti bertanya. Kebenaran bukanlah sesuatu yang bisa diterima begitu saja, melainkan harus dicari melalui dialog yang kritis dan terbuka."