BSSN: Serangan Siber Ransomware Jenis Brain Cipher Enkripsi Data Pusat Data Nasional

Serangan Siber Ransomware ke PDN
Sumber :
  • tvonews.com

Jakarta, WISATA – Indonesia kembali menghadapi ancaman serius di dunia siber. Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengonfirmasi bahwa Pusat Data Nasional (PDN) telah menjadi korban serangan siber jenis ransomware bernama Brain Cipher. Pelaku serangan ini diketahui telah melakukan enkripsi terhadap data yang dicuri dan meminta uang tebusan sebesar USD 8 juta atau setara dengan Rp 131 miliar.

Peluang Starlink Mengcapture SDA dan Pertahanan di Indonesia dari Satelit yang Mereka Gunakan

Ransomware Brain Cipher: Ancaman Baru dalam Dunia Siber

Ransomware Brain Cipher merupakan bentuk pengembangan baru dari ransomware Lockbit 3.0. Serangan ini berhasil menembus sistem keamanan PDN dan mengunci data penting yang ada di dalamnya. Menurut Hinsa Siburian, pelaku serangan ini kemungkinan besar berasal dari luar negeri. “Belum, lagi kita pelajari semuanya (uang tebusan dibayar). Kemungkinan ini pelakunya (hacker) dari luar negeri,” tuturnya dalam konferensi pers bersama jajaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Gedung Kemkominfo, Jakarta Pusat.

Layanan Streaming Jadi Kunci Lanskap Broadband Indonesia, Ini Aalasannya

Dampak Serangan terhadap Pusat Data Nasional

Serangan siber ini memberikan dampak signifikan terhadap Pusat Data Nasional. PDN, yang sementara beroperasi di Surabaya dan Jakarta, mengalami enkripsi data yang menyebabkan layanan publik terganggu dan data pribadi warga tidak aman. Hinsa menuturkan bahwa data yang dienkripsi oleh pelaku saat ini tidak aman. “Kalau dienkripsi (pelaku) sebenarnya tidak aman lah,” jelasnya.

Operasional Starlink di Indonesia: Berbahayakah bagi Keamanan Data dan Pertahanan Negara?

Berdasarkan informasi yang diberikan, Pusat Data Sementara di Surabaya adalah yang paling terdampak dalam insiden ini. Data yang terenkripsi mencakup berbagai informasi penting yang berhubungan dengan layanan publik seperti e-KTP, BPJS Kesehatan, dan sistem perpajakan.

Upaya Pemulihan oleh BSSN

BSSN saat ini tengah berupaya memulihkan kembali PDN. Tim forensik BSSN telah melakukan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi metode serangan dan bekerja keras untuk memulihkan data yang terenkripsi. “Yang fakta saja kita laporkan saat ini, datanya terenkripsi, gitu ya,” ujar Hinsa.

Untuk menangani situasi ini, BSSN juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan keamanan siber internasional, guna mengatasi enkripsi yang dilakukan oleh ransomware Brain Cipher. Langkah-langkah teknis dan strategis sedang disusun untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.

Implikasi Ekonomi dan Keamanan

Dampak ekonomi dari serangan ini sangat signifikan. Permintaan tebusan sebesar USD 8 juta (Rp 131 miliar) menambah tekanan finansial bagi pemerintah. Selain itu, gangguan layanan publik yang diakibatkan oleh serangan ini juga menghambat aktivitas ekonomi dan administrasi masyarakat.

Dalam hal keamanan, serangan ini menyoroti kerentanan infrastruktur digital Indonesia terhadap ancaman siber. Dengan semakin berkembangnya teknologi, ancaman siber juga semakin kompleks dan canggih. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis dan investasi besar dalam teknologi keamanan siber untuk melindungi data dan sistem informasi negara.

Respons Pemerintah dan Langkah Ke Depan

Pemerintah, melalui BSSN dan Kemkominfo, telah merespons dengan cepat untuk menangani insiden ini. Beberapa langkah yang telah diambil meliputi:

1.    Peningkatan Keamanan Sistem: Pemerintah akan mengadopsi teknologi terbaru dan terbaik untuk melindungi data dan sistem informasi dari ancaman siber.

2.    Kolaborasi Internasional: BSSN bekerja sama dengan badan keamanan siber internasional untuk berbagi informasi dan teknologi dalam rangka memperkuat pertahanan siber nasional.

3.    Edukasi dan Kesadaran Publik: Meningkatkan literasi digital dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan siber.

Kesadaran Keamanan Siber untuk Semua

Serangan terhadap PDN menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan keamanan siber. Literasi digital yang baik dapat membantu mengurangi risiko serangan siber. Masyarakat harus memahami praktik-praktik dasar keamanan, seperti penggunaan kata sandi yang kuat, berhati-hati terhadap email phishing, dan menghindari mengklik tautan yang mencurigakan.

Dalam era digital ini, setiap individu dan organisasi memiliki peran penting dalam menjaga keamanan siber. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk membangun ekosistem digital yang aman dan terpercaya.

Serangan siber ransomware jenis Brain Cipher yang menimpa Pusat Data Nasional merupakan peringatan keras bagi Indonesia. Insiden ini menegaskan perlunya peningkatan sistem keamanan siber dan kesadaran masyarakat terhadap ancaman siber. Pemerintah, melalui BSSN dan Kemkominfo, telah mengambil langkah-langkah penting untuk memulihkan data dan memperkuat pertahanan siber. Melalui kolaborasi dan investasi dalam teknologi keamanan, diharapkan insiden serupa tidak akan terulang di masa depan.