WISATA KULINER: Ini Lho Jemunak, Jajanan Khas yang Selalu Dirindukan Saat Ramadan di Kabupaten Magelang
- beritamagelang.id
Magelang, WISATA – Jemunak, adalah makanan khas di bulan Ramadan, yang berasal dari Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kuliner ini selalu dirindukan warga karena hanya tersedia pada bulan Ramadan.
Rasanya yang legit, gurih, manis, menjadi magnet bagi yang sudah pernah menyicipi untuk kembali menyantapnya.
Camilan ini sangat pas disantap saat berbuka puasa.
Secara turun temurun, hanya keluarga Ponisih, warga Dusun Karaharjan, Desa Gunungpring yang membuat camilan ini.
Ponisih memadukan parutan singkong, beras ketan dan parutan kelapa, serta gula Jawa untuk pemanis.
Gula Jawa dibuat cair atau juruh dalam bahasa Jawa.
Proses pembuatannya juga cukup mudah.
Setelah ketela dikupas dan dicuci bersih, kemudian diparut.
Beras ketan dikukus sampai setengah matang.
Setelah itu, kedua adonan ini dicampur menjadi satu untuk dikukus.
Setelah matang, kemudian ditumbuk hingga menjadi halus atau kalis.
Agar memiliki cita rasa menjadi gurih, adonan yang sudah kalis ini dicampur dengan parutan kelapa, kemudian disiram dengan juruh.
Untuk penyajiannya, masih secara tradisional, jemunak dibungkus dengan menggunakan daun pisang.
Karena semakin banyak penggemarnya, Ramadan tahun ini, Ponisih membuat jemunak lebih banyak dibanding tahun lalu.
"Tahun ini membuat lebih banyak karena yang memesan bertambah," ujar Ponisih.
Tahun 2024 lalu, ia membuat jemunak dari 15 kg parutan singkong dan 3 kg tepung ketan/hari.
Namun pada tahun 2025 ini, ia membuat dua kali lipat lebih banyak, yakni 30 kg/hari.
Ponisih bangga, karena makanan ini menjadi ikon setiap datangnya bulan suci Ramadan di Desa Gunungrping.
Sejak hari kedua Ramadan, dirinya sudah mulai membuat makanan itu sampai dua hari menjelang lebaran nanti.
"Hingga saat ini, masih banyak yang membeli secara langsung, karena juga ingin melihat proses pembuatannya. Namun juga banyak yang pesan melalui layanan whatsapp," ungkapnya.
Tidak hanya warga setempat saja yang membeli, namun juga para pedagang makanan.
Bahkan, warga dari luar kota juga banyak yang memesan, seperti dari Yogyakarta, Semarang, juga Jakarta.
Ia juga pernah mengirim ke Kalimantan.
Harga yang dibandrol, juga sangat terjangkau, yakni hanya Rp3.500 per bungkusnya.
Dalam sehari, Ponisih bisa membuat sampai 500 bungkus.
Dewa, warga Kecamatan Mertoyudan mengaku penasaran dengan makanan khas Ramadan dari Desa Gunungpring ini.
Karena itu, ia sengaja datang ke Gunungpring untuk membeli, sekaligus melihat secara langsung proses pembuatannya.
"Saya beli buat buka puasa nanti. Penasaran dengan jemunak yang sudah terkenal saat puasa ini," imbuhnya.
Menurutnya, porsi jemunak juga cukup untuk berbuka puasa.
Tidak terlalu mengeyangkan, harganya pun tidak terlalu mahal, mengingat bahan-bahan dasar yang digunakan, harganya juga cukup tinggi.
Ia sengaja membeli 10 bungkus untuk disantap bersama dengan keluarga saat berbuka puasa.
"Selain itu juga dibagikan ke saudara yang tinggal dekat rumah," pungkas Dewa.
(Sumber: beritamagelang.id)