Wisata JOMO: Menemukan Kedamaian dengan Melambat dan Menikmati Hidup

Jakarta, WISATA - Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang dipenuhi dengan notifikasi tanpa henti, jadwal padat, dan tekanan sosial, konsep JOMO (Joy of Missing Out) muncul sebagai sebuah gerakan yang mengajak individu untuk menikmati hidup dengan lebih sadar dan tenang. Berbeda dengan FOMO (Fear of Missing Out) yang membuat seseorang merasa takut tertinggal dari tren atau aktivitas orang lain, JOMO justru menekankan pentingnya menikmati momen tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi luar. Dalam konteks pariwisata, Wisata JOMO menjadi tren baru yang semakin diminati oleh mereka yang mengutamakan wellness, ketenangan, dan kesederhanaan dalam perjalanan mereka.

Apa Itu Wisata JOMO?

Wisata JOMO adalah konsep perjalanan yang berfokus pada kesadaran penuh (mindfulness), menikmati keheningan, serta menjauh dari gangguan digital atau kebisingan informasi. Wisata ini menawarkan pengalaman yang lebih intim dengan alam, budaya, dan diri sendiri, tanpa tekanan untuk terus membagikan momen di media sosial atau mengejar agenda perjalanan yang terlalu padat.

Berbeda dengan konsep wisata konvensional yang menekankan eksplorasi destinasi sebanyak mungkin dalam waktu singkat, wisata JOMO lebih menitikberatkan pada kualitas pengalaman dibanding kuantitas. Dengan melambat, wisatawan dapat menikmati suasana, mendalami budaya lokal, serta merasakan efek relaksasi yang lebih mendalam.

Hubungan Wisata JOMO dengan Wellness dan Stoikisme

Wisata JOMO erat kaitannya dengan wellness atau kesejahteraan holistik yang mencakup kesehatan fisik, mental, dan emosional. Dengan memilih perjalanan yang lebih tenang dan minim distraksi, seseorang dapat lebih fokus pada self-care, refleksi diri, serta pemulihan mental. Beberapa manfaat dari wisata JOMO dalam konteks wellness antara lain:

• Mengurangi stres dan kecemasan
• Meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan mental
• Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri dan lingkungan
• Memberikan ruang untuk kreativitas dan inspirasi baru

Halaman Selanjutnya

Selain itu, konsep wisata JOMO juga selaras dengan filsafat Stoikisme, yang menekankan pada ketenangan batin, kontrol terhadap emosi, dan menikmati hidup dalam kesederhanaan. Dalam stoikisme, kebahagiaan tidak berasal dari kepemilikan materi atau popularitas sosial, melainkan dari kesadaran akan momen kini (present moment) dan penerimaan terhadap apa yang terjadi. Hal ini sangat relevan dalam wisata JOMO, di mana para pelancong memilih untuk menikmati keheningan, memperlambat ritme hidup, dan menghargai setiap pengalaman tanpa merasa harus memenuhi ekspektasi orang lain.