Kritik Immanuel Kant terhadap Konsep Golden Mean dalam "Nikomakhos Etika" Aristoteles

Immanuel Kant
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Immanuel Kant dan Aristoteles adalah dua filsuf besar yang karyanya telah mempengaruhi pemikiran etika sepanjang sejarah. Salah satu konsep utama dalam etika Aristoteles adalah Golden Mean, yang menekankan keseimbangan antara dua ekstrem sebagai jalan menuju kebajikan. Namun, Immanuel Kant memberikan kritik signifikan terhadap konsep ini, menyoroti perbedaan mendasar antara pendekatan mereka terhadap moralitas. Artikel ini akan membahas kritik Kant terhadap Golden Mean Aristoteles dan implikasinya dalam pemahaman etika modern.

Kejayaan Baitul Hikmah dan Krisis Keilmuan: Perjalanan Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam

Konsep Golden Mean dalam "Nikomakhos Etika"

Dalam "Nikomakhos Etika," Aristoteles mengajukan konsep Golden Mean atau Jalan Tengah, yang menyatakan bahwa kebajikan terletak di antara dua ekstrem: kekurangan dan kelebihan. Sebagai contoh, keberanian adalah kebajikan yang berada di tengah-tengah antara pengecut (kekurangan keberanian) dan nekat (kelebihan keberanian). Aristoteles percaya bahwa kebajikan adalah keseimbangan yang harus dicapai melalui praktek dan pembiasaan.

Chrysippus: Filsuf Stoik yang Mengajarkan Cara Bijak Menghadapi Hidup dengan Rasionalitas

Kritik Immanuel Kant terhadap Golden Mean

Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman abad ke-18, dikenal dengan teori etika deontologisnya, yang berbeda secara mendasar dari pendekatan teleologis Aristoteles. Berikut adalah beberapa poin utama kritik Kant terhadap konsep Golden Mean:

Pengaruh Filsafat Aristoteles, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyd dalam Peradaban Islam

1.    Moralitas sebagai Prinsip Universal Kant menolak ide bahwa kebajikan terletak di tengah-tengah antara dua ekstrem situasional. Menurut Kant, moralitas harus didasarkan pada prinsip-prinsip universal yang berlaku tanpa pengecualian. Prinsip-prinsip ini tidak bergantung pada keadaan atau keseimbangan tertentu tetapi pada kewajiban dan hukum moral yang mutlak. Bagi Kant, tindakan moral harus dilakukan berdasarkan imperatif kategoris, yaitu tindakan yang bisa dijadikan hukum universal.

2.    Penekanan pada Niat dan Kewajiban Kant berpendapat bahwa nilai moral dari suatu tindakan tidak terletak pada hasilnya atau keseimbangannya tetapi pada niat di balik tindakan tersebut. Jika seseorang bertindak dengan niat yang benar sesuai dengan kewajiban moral, tindakan tersebut dianggap bermoral. Konsep Golden Mean, yang lebih fokus pada hasil keseimbangan, dianggap oleh Kant tidak memperhatikan pentingnya niat moral dan kewajiban individu.

Halaman Selanjutnya
img_title