Konsepsi Kebajikan (Arete): Fondasi Karakter Moral Aristoteles dalam "Nikomakhos Etika"

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Malang, WISATA - Aristoteles, seorang filsuf besar dari Yunani kuno, menyoroti peran penting kebajikan (arete) sebagai fondasi karakter moral dalam karyanya yang terkenal, "Nikomakhos Etika." Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep kebajikan menurut Aristoteles, memahami bagaimana kebajikan membentuk karakter individu, dan menyoroti relevansinya dalam konteks etika modern.

Aristoteles: "Hukum adalah Alasan yang Bebas dari Hasrat"

Pentingnya Kebajikan dalam Etika Aristoteles

Dalam "Nikomakhos Etika," Aristoteles menjelaskan bahwa kebajikan adalah kualitas moral yang membentuk karakter seseorang dan membimbing tindakan mereka. Menurutnya, kebajikan adalah hal yang diinginkan untuk dirinya sendiri, bukan sebagai sarana untuk mencapai sesuatu yang lain. Aristoteles mengidentifikasi dua jenis kebajikan: kebajikan moral (moral virtue) dan kebajikan intelektual (intellectual virtue).

9 Kutipan tentang Keadilan dari Socrates, Plato, dan Aristoteles sebagai Inspirasi

Kebajikan Moral: Etika dalam Hubungan dengan Orang Lain

Kebajikan moral, menurut Aristoteles, melibatkan perilaku yang baik dan etis dalam hubungan dengan orang lain. Ini mencakup sifat-sifat seperti keberanian, kedermawanan, kesabaran, dan kasih sayang. Aristoteles percaya bahwa seseorang dapat mengembangkan kebajikan moral melalui kebiasaan dan latihan yang baik dalam situasi-situasi kehidupan sehari-hari.

Konsepsi Keadilan dalam Perspektif Socrates, Plato, dan Aristoteles

Kebajikan Intelektual: Pemahaman dan Pengetahuan

Selain kebajikan moral, Aristoteles juga menyoroti pentingnya kebajikan intelektual. Ini melibatkan pengetahuan, pemahaman, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Kebajikan intelektual memungkinkan seseorang untuk memahami prinsip-prinsip etika dan menerapkannya dalam situasi yang kompleks dan bervariasi.

Halaman Selanjutnya
img_title