Membedah "Nikomakhos Etika": Karya Fenomenal Aristoteles yang Tetap Relevan Hingga Kini
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Karya besar Aristoteles, "Nikomakhos Etika," telah menjadi landasan bagi pemikiran etika Barat selama berabad-abad. Dalam karya ini, Aristoteles mengajukan teori moralitas yang mendalam dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang hakikat kebaikan, kebahagiaan, dan kebajikan manusia. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang karya fenomenal ini dan mengapa relevansinya masih terasa kuat hingga saat ini.
Latar Belakang "Nikomakhos Etika"
"Nikomakhos Etika" adalah salah satu karya paling terkenal dari filsuf Yunani kuno, Aristoteles. Ditulis pada abad ke-4 SM, karya ini didedikasikan untuk putranya, Nikomakhos, dan menjadi salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Aristoteles membahas berbagai aspek moralitas dan kehidupan manusia dalam karya ini, termasuk konsep kebahagiaan (eudaimonia), kebajikan (arete), dan keadilan.
Membongkar Konsep Kebahagiaan (Eudaimonia)
Salah satu konsep utama yang dibahas dalam "Nikomakhos Etika" adalah eudaimonia, yang sering diterjemahkan sebagai kebahagiaan atau keberuntungan. Bagi Aristoteles, eudaimonia bukanlah hanya sekedar kesenangan sesaat, tetapi merupakan tujuan tertinggi yang dapat dicapai manusia melalui kehidupan yang baik dan berbudi. Eudaimonia tidak hanya tergantung pada keberuntungan atau kesenangan fisik, tetapi lebih pada pengembangan potensi dan kebajikan batiniah.
Pentingnya Kebajikan (Arete)
Aristoteles juga menekankan pentingnya kebajikan dalam mencapai eudaimonia. Kebajikan, atau arete, merupakan kebiasaan baik yang membentuk karakter dan perilaku manusia. Menurut Aristoteles, kebajikan adalah tengah antara dua ekstrem, yaitu kekurangan (defisiensi) dan kelebihan (excess). Contohnya, keberanian adalah kebajikan yang berada di tengah-tengah antara pengecut dan pemberani berlebihan.