Sejarah "Nikomakhos Etika": Karya Fenomenal Aristoteles yang Membangun Landasan Etika Barat
- Image Creator/Handoko
Malang WISATA - Aristoteles, salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia, meninggalkan warisan intelektual yang masih mempengaruhi pemikiran dunia hingga saat ini. Di antara karya-karya monumentalnya, "Nikomakhos Etika" menjadi sorotan utama dalam perdebatan etika klasik dan modern. Mari kita telusuri sejarah lahirnya karya fenomenal ini dan pentingnya bagi perkembangan pemikiran etika.
Latar Belakang Aristoteles dan Konteks Sosial-Politik Zaman Klasik
Aristoteles, yang hidup pada abad ke-4 SM di Yunani kuno, dilahirkan di Stagira, sebuah kota kecil di semenanjung Chalcidice. Dia adalah murid dari filsuf terkenal Plato dan kemudian menjadi guru dari Alexander the Great. Dalam periode ini, Yunani mengalami perkembangan intelektual yang pesat, dengan filsafat menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat.
Perjalanan Aristoteles dalam Pemikiran Etika
Aristoteles mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk memahami alam semesta dan tempat manusia di dalamnya. Salah satu fokus utamanya adalah pada etika, di mana dia mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang bagaimana kita seharusnya hidup dan bertindak. Hasil dari refleksi ini adalah "Nikomakhos Etika," yang dianggap sebagai karya puncak dalam etika Aristoteles.
"Nikomakhos Etika": Lahirnya Sebuah Manifestasi Pemikiran
"Nikomakhos Etika" (Ethica Nicomachea) dinamai demikian untuk menghormati putra Aristoteles, Nikomakhos. Karya ini merupakan hasil pengajaran Aristoteles kepada murid-muridnya di Lyceum, sekolah filsafat yang didirikannya di Athena. Disebut juga sebagai "Etika Aristoteles," karya ini tidak hanya merangkum pemikiran etika Aristoteles, tetapi juga mewakili pencapaian terbesar dalam sejarah pemikiran moral Barat.