Mengurai Makna Manunggaling Kawula Gusti dalam Kakawin Sutasoma Karya Empu Tantular

Ilustrasi Filsafat Jawa.jpg
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, terkadang kita lupa untuk merenungkan hakikat keberadaan kita di dunia ini. Filsafat Jawa, dengan kearifan lokalnya, menawarkan panduan untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan penuh kedamaian.

"Kebajikan Adalah Satu-satunya Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati": Warisan Zeno untuk Dunia Modern

Salah satu konsep penting dalam filsafat Jawa adalah "Manunggaling Kawula Gusti", yang berarti "persatuan antara manusia dengan Tuhan". Konsep ini dielaborasi secara indah dan mendalam dalam Kakawin Sutasoma, karya monumental Empu Tantular, pujangga Jawa Kuno yang ternama.

Menelusuri Makna Manunggaling Kawula Gusti

Harmoni JOMO dan Etnaprana: Ketika Kebahagiaan Tak Lagi Berlari Mengejar Tren

Manunggaling Kawula Gusti bukan sekadar konsep abstrak, melainkan sebuah tujuan hidup yang ingin dicapai oleh manusia.

Konsep ini mengacu pada keadaan di mana manusia mencapai kesatuan yang sempurna dengan Tuhan, di mana semua batas antara diri dan Tuhan sirna.

Hidup Bahagia Tanpa Tekanan: JOMO, Stoikisme, dan Etnaprana sebagai Solusi Masa Kini

Dalam Kakawin Sutasoma, konsep Manunggaling Kawula Gusti dijelaskan melalui perjalanan spiritual Sutasoma, seorang raja muda yang ingin mencapai kesempurnaan hidup.

Sepanjang perjalanannya, Sutasoma bertemu dengan berbagai guru dan tokoh yang memberinya pelajaran berharga tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

Halaman Selanjutnya
img_title