Harmoni JOMO dan Etnaprana: Ketika Kebahagiaan Tak Lagi Berlari Mengejar Tren

Menikmati Wisata JOMO di Bali
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Di era digital, banyak orang terjebak dalam perlombaan mengejar tren yang tak ada habisnya. Namun, semakin banyak yang menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam pengakuan sosial, melainkan dalam ketenangan dan kesederhanaan. Inilah yang ditawarkan oleh JOMO (Joy of Missing Out) dan Etnaprana, konsep lokal yang kaya akan kearifan budaya.

Dari JOMO ke Stoikisme: Perjalanan Menciptakan Hidup yang Lebih Bermakna dengan Nilai Lokal

JOMO: Menikmati Hidup di Luar Tren

JOMO mengajarkan bahwa kita tidak harus selalu menjadi bagian dari tren untuk merasa bahagia. Dengan menikmati waktu sendiri atau bersama keluarga tanpa tekanan untuk "terlihat aktif" di media sosial, kita bisa menemukan kebahagiaan yang lebih otentik.

JOMO, Stoikisme, dan Etnaprana: Cara Baru Menemukan Kebahagiaan Tanpa Tekanan Sosial

Sebagai contoh, tradisi Indonesia seperti menghabiskan waktu bersama keluarga di malam minggu atau kegiatan gotong royong adalah bentuk nyata dari JOMO yang diterapkan dalam konteks lokal.

Etnaprana: Kebahagiaan Berbasis Nilai Lokal

Merangkul JOMO: Filosofi Kehidupan Stoik dengan Sentuhan Lokal Etnaprana

Etnaprana mengajarkan harmoni dengan diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat. Filosofi ini mengingatkan bahwa kebahagiaan tidak hanya berasal dari pencapaian individual, tetapi juga dari hubungan yang bermakna dengan orang-orang di sekitar kita.

Nilai-nilai seperti tepa selira (saling memahami) dan tri hita karana (tiga penyebab kebahagiaan: hubungan baik dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan) menjadi dasar bagaimana Etnaprana dapat melengkapi JOMO.

Halaman Selanjutnya
img_title