INFO KESEHATAN: Tips drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA, Cara Mencegah Bau Mulut Anak Saat Bulan Puasa

Ilustrasi: Halitosis pada anak
Sumber :
  • drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA/Istimewa

Jakarta, WISATA – Bulan puasa telah tiba, saatnya umat muslim menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Bulan puasa sering kali menimbulkan masalah bau mulut baik pada orang dewasa, maupun pada anak-anak

PENARI PENJAGA NEGERI: Sambut Hari Kebaya Nasional, Gelar Tari Bersama dan Wisata Sejarah Berkebaya

drg. Milka Sambo, Sp. KGA

Photo :
  • Christiyanto

Bagaimana mencegahnya, simak penuturan praktisi kesehatan gigi anak, drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA, berikut ini.

-------------

Dalam istilah medis, bau mulut ini disebut halitosis.

Halitosis tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga bisa terjadi pada anak-anak.

Halitosis pada anak, bisa menjadi kondisi yang tidak menyenangkan.

INFO HAJI 2024: Hingga Hari Minggu Ini, 394 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Semoga Husnul Khotimah

Penyebab bau mulut pada anak, dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Kondisi rongga mulut yang kurang bersih (oral hygiene), sikat gigi yang kurang bersih, cara menggosok gigi yang kurang tepat sehingga sisa makanan masih tertinggal pada permukaan mulut seperti bagian lidah, gusi dan di antara sela-sela gigi. Oleh karena itu, orang tua perlu memeriksa gigi anak setelah menyikat gigi, untuk memastikan seluruh permukaan gigi sudah tersikat dengan baik, terutama pada anak-anak usia toddler (1-3 tahun) dan usia prasekolah (4-6 tahun).

2. Kurangnya kunjungan rutin ke dokter gigi anak
Dengan rutin melakukan kunjungan ke dokter gigi anak, orang tua dapat mengetahui kondisi rongga mulut anak, seperti apakah ada kebiasaan buruk pada anak, apakah ada gigi yang berlubang,
apakah ada plak atau karang gigi yang sulit dibersihkan dan apakah ada abses atau benjolan pada gusi.

Beberapa penyebab bau mulut (halitosis) ini, dapat dapat dihindari dengan melakukan perawatan di rumah, meskipun ada beberapa penyebab yang dapat mengarah ke problem yang lebih serius, yang memerlukan tindakan profesional dokter dan dokter gigi anak.

Lantas, apakan bau mulut pada anak bisa dicegah? Tentu saja bisa.

Peringatan World Zoonosis Day Himbau Masyarakat Dunia Agar Peduli Penyakit karena Hewan

Pencegahan bau mulut pada anak, bisa dilakukan dengan:
1. Hindari makan makanan yang berbau menyengat (smelly foods)

Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung bawang putih atau bawang bombay, akan menyebabkan bau mulut pada orang dewasa dan juga anak. Hal ini dapat dicegah dengan mengurangi konsumsi makanan tersebut.

Ilustrasi: Makanan yang Smelly Foods

Photo :
  • drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA/Istimewa

2. Bernafas melalui mulut dan kondisi mulut kering
Air liur sangat penting sebagai self-cleansing bakteri untuk mencegah bau mulut. Jika anak memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut terutama waktu tidur atau saat hidung tersumbat, dapat menyebabkan terjadinya kondisi mulut yang kering (xerostomia). Hal ini disebabkan karena bakteri di rongga mulut berkembang dan mengeluarkan gas sebagai produk dari bakteri yang menyebabkan kondisi bau mulut. Anjurkan anak untuk minum air putih 3-4 gelas per hari.

3. Periksalah kebiasaan buruk pada anak

Ilustrasi: Anak Tidur dengan Pernapasan Mulut

Photo :
  • drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA/Istimewa

Salah satukebiasaan yang buruk pada anak adalah bernafas melalui mulut, sehingga perlu untuk memeriksakan kondisi tersebut kepada dokter anak atau dokter gigi anak. Cara bernafas yang baik adalah bernafas melalui hidung. Ketika anak bernafas melalui mulut, biasanya disebabkan karena adanya gangguan pada bagian hidung, yang umumnya disebakan oleh alergi, baik pada makanan, obat atau kondisi lingkungan tertentu. Bernafas melalui mulut, dapat mengarah pada komplikasi jangka panjang pada rongga mulut, seperti kondisi bau mulut, lengkung rahang yag sempit, serta gigi yang tumbuh tidak beraturan, (crowding) gangguan tidur dan lain sebagainya.

4. Periksalah, apakah ada penyakit infeksi pada rongga mulut dan penyakit medis lainnya

Ilustrasi: Crowding pada Gigi Anak

Photo :
  • drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA/Istimewa

Penyakit infeksi rongga mulut pada anak seperti infeksi sinus (sinusitis), radang pada teggorokan (tonsilitis), alergi di mana cairan dari sinus masuk ke dalam rongga mulut.
Penyakit medis seperti GERD, asam lambung naik ke kerongkongan sehingga dapat menyebabkan bau mulut.

Berikut ini, tips yang perlu diketahui oleh orang tua untuk mencegah bau mulut pada anak, saat bulan puasa:

1. Sikat gigi 2x sehari

Ilustrasi: Menggosok Gigi

Photo :
  • drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA/Istimewa

Puasa bukan berarti tidak sikat gigi ya. Jangan lupa untuk sikat gigi setelah sahur dan sebelum tidur malam hari.

2. Cegah makanan yang berbau (smelly foods)
Smelly foods bisa menyebabkan bau mulut pada orang dewasa dan juga anak-anak. Mengurangi jumlah konsumsi smelly foods saat sahur dan buka puasa, dapat mencegah bau mulut. Hindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula, baik saat sahur maupun buka puasa, karena dapat membuat bakteri penyebab bau mulut berkembang biak lebih pesat.

3. Jangan lupa flossing
Sisa makanan yang terselip di gigi dan sulit dibersihkan menggunakan sikat gigi, bisa membuat nafas menjadi bau. Jadi, jangan lupa flossing setelah sikat gigi ya.

4. Bersihkan lidah
Lidah yang kotor, juga dapat menyebabkan nafas jadi bau. Setelah menyikat gigi, sikatlah lidah dengan sikat gigi atau pembersih lidah.

5. Banyak minum air

Ilustrasi: Minum Air Putih

Photo :
  • drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA/Istimewa

Anjurkan anak-anak untuk minum air yang banyak ketika sahur dan berbuka, untuk meningkatkan produksi air liur. Selalu pilih air putih dan coba batasi minuman bergula.

6. Kontrol ke Dokter Gigi Anak

Ilustrasi: Pemeriksaan Gigi

Photo :
  • drg. Milka Sambo, M.DSc., Sp.KGA/Istimewa

Karang gigi dan gigi berlubang dapat menjadi sarang kuman dan menyebabkan mulut berbau tidak sedap, saat sedang puasa. Jika ada masalah dengan gigi dan mulut selama berpuasa, segera kontrol ke dokter gigi anak, agar perawatan gigi dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Jangan lupa kontrol rutin ke dokter gigi anak, minimal 4-6 bulan sekali.

Semoga bermanfaat...