Apa Kata Marcus Aurelius tentang Cinta dan Hubungan?
- Cuplikan layar
Sebagai seorang Kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoik, pandangan Marcus Aurelius tentang cinta sangat dalam, jernih, dan tetap relevan hingga kini.
Jakarta, WISATA – Ketika membicarakan soal cinta, mungkin nama Marcus Aurelius bukan yang pertama terlintas di benak. Namun justru dari catatan pribadinya yang jujur dan filosofis, kita bisa menemukan pandangan yang luar biasa mendalam tentang cinta, hubungan antar manusia, dan makna ikatan emosional.
Marcus Aurelius adalah Kaisar Romawi yang hidup di abad ke-2, tetapi ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam filsafat Stoisisme. Lewat bukunya Meditations, ia tak hanya menulis tentang kekuasaan dan kebijaksanaan, tetapi juga tentang bagaimana mencintai dengan bijak, menerima kehilangan dengan lapang, dan menjalin hubungan dengan kesadaran penuh.
Berikut ini adalah beberapa pemikiran Marcus Aurelius yang bisa membuka perspektif kita tentang cinta—bukan sebagai emosi yang membara, tapi sebagai kebajikan yang tenang, matang, dan dalam.
1. Cinta Sejati Dimulai dari Pemahaman
Marcus mengajarkan bahwa salah satu kunci dalam hubungan adalah memahami orang lain secara mendalam—bukan hanya apa yang mereka lakukan, tetapi juga mengapa mereka melakukannya.
“When someone does you wrong, immediately consider what notion of good or evil they had in doing it.”
(Ketika seseorang menyakitimu, pikirkan segera: seperti apa pandangan mereka tentang baik dan buruk sehingga mereka bertindak demikian.)