Aristoteles dan Logika Silogisme: Dasar Berpikir Rasional yang Mengubah Dunia
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Ketika dunia masih dipenuhi oleh mitos dan cara berpikir magis, Aristoteles hadir dengan pendekatan baru yang radikal: berpikir secara logis dan sistematis. Melalui kontribusinya dalam bidang logika, terutama lewat silogisme, Aristoteles membangun dasar yang kokoh bagi penalaran rasional—sebuah warisan yang terus digunakan dalam filsafat, matematika, ilmu pengetahuan, hingga ilmu hukum dan debat politik modern.
Logika bagi Aristoteles bukan sekadar teori abstrak, melainkan alat berpikir yang dapat membawa manusia dari kegelapan ketidaktahuan menuju pemahaman yang pasti. Ia adalah filsuf pertama yang menyusun logika sebagai disiplin ilmu yang terpisah, dan selama lebih dari dua ribu tahun, sistem logikanya menjadi patokan utama dalam dunia intelektual.
Apa Itu Silogisme?
Silogisme adalah bentuk argumen logis yang terdiri dari tiga proposisi: dua premis dan satu kesimpulan. Dengan struktur yang tetap dan aturan yang jelas, silogisme memungkinkan manusia menarik kesimpulan yang sah dari dua pernyataan awal.
Contoh klasik silogisme:
- Premis mayor: Semua manusia adalah makhluk hidup.
- Premis minor: Sokrates adalah manusia.
- Kesimpulan: Maka, Sokrates adalah makhluk hidup.
Dengan kerangka ini, Aristoteles menunjukkan bahwa kebenaran logis dapat dibangun melalui susunan kalimat yang tertata, bukan hanya berdasarkan intuisi atau keyakinan.