Fosil Berusia 520 Juta Tahun Ditemukan dengan Otak dan Isi Perut masih Utuh, Mengejutkan Ilmuwan
- Instagram/eartharchives
Malang, WISATA – Periode Kambrium, sekitar 520 juta tahun lalu, merupakan masa percobaan. Kehidupan di laut mencoba setiap kemungkinan bentuk tubuh, mencari kombinasi yang paling tepat.
Hingga saat ini, sebagian besar petunjuk tentang tahap awal keberhasilan itu berasal dari kesan-kesan yang diratakan yang diperas oleh lumpur dan batu selama ribuan tahun. Mereka memperlihatkan garis besar tetapi merahasiakannya.
Fosil larva yang baru dideskripsikan bernama Youti yuanshi yang tidak lebih besar dari biji bunga poppy dan diawetkan dalam tiga dimensi, telah membuka pintu-pintu tersebut.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Martin Smith dari Universitas Durham. Keahlian dan intuisinya menghasilkan penemuan luar biasa ini, yang secara signifikan membentuk kembali pemahaman kita tentang evolusi serangga.
Fosil yang menjadi fokus, Youti yuanshi, membawa kita pada perjalanan mendebarkan kembali ke periode Kambrium, masa ketika kelompok hewan utama yang kita kenal saat ini pertama kali berevolusi.
Fosil ini termasuk dalam kelompok artropoda, yang meliputi serangga, laba-laba, dan kepiting modern.
Yang membedakan fosil ini adalah organ-organ dalamnya yang terawetkan dengan sangat baik, sehingga menawarkan pandangan dekat bentuk-bentuk kehidupan dari masa yang tak terbayangkan oleh kita.
Dengan menggunakan tomografi sinar-X sinkrotron canggih di Diamond Light Source, fasilitas sains sinkrotron nasional Inggris, tim peneliti mampu menghasilkan gambar 3D dari keajaiban miniatur ini.
Mereka mengungkap daerah otak, kelenjar pencernaan, sistem peredaran darah yang belum sempurna dan bahkan jejak saraf yang memasok kaki dan mata larva yang sederhana.
Dr. Katherine Dobson dari University of Strathclyde, kontributor utama lainnya untuk penelitian ini, berbagi keheranannya atas pelestarian larva purba yang hampir sempurna.
Dengan menggunakan pencitraan 3D, larva kecil yang luar biasa ini, fosilisasi alami telah mencapai pelestarian yang hampir sempurna.
Larva purba ini memegang kunci untuk memecahkan segudang pertanyaan tentang evolusi makhluk berkaki banyak.
Misalnya, fosil tersebut mengungkap wilayah otak ‘protocerebrum’ leluhur yang sangat penting dalam perjalanan kita menuju makhluk berkepala ruas yang kompleks.
Penemuan Youti yuanshi tidak hanya menjelaskan evolusi artropoda awal, tetapi juga mendorong refleksi yang lebih luas tentang keanekaragaman hayati itu sendiri.
Memahami ciri-ciri anatomi dan adaptasi spesies yang telah punah memberikan konteks bagi beragam bentuk kehidupan yang kita amati saat ini.
Fosil ini bertindak sebagai pengingat akan jalinan rumit hubungan evolusi yang telah membentuk berbagai spesies yang menghuni planet kita.
Saat kita menjelajahi hubungan ini, kita memperdalam apresiasi kita terhadap ketahanan dan kemampuan beradaptasi kehidupan sepanjang masa, yang menggarisbawahi pentingnya melestarikan ekosistem kita saat ini