Mengapa Tidak Semua Burung Terbang?
- Instagram/oviyvo
Malang, WISATA – Burung sering dikaitkan dengan kemampuan terbang, tetapi tidak semuanya terbang di udara. Sekitar 60 spesies, kurang dari 1% dari semua spesies burung tidak bisa terbang, termasuk burung unta, penguin dan kiwi. Burung-burung ini berevolusi dari nenek moyang yang bisa terbang tetapi kehilangan kemampuan untuk terbang dan sebagai gantinya beradaptasi dengan kehidupan di darat atau di air.
Tetapi mengapa mereka berhenti terbang? Mengapa tidak semua burung bisa terbang?
Kemampuan terbang sangat berguna untuk melarikan diri dari predator dan menempuh perjalanan jauh untuk mencari makanan dan kondisi hidup yang baik. Namun, terbang membutuhkan banyak energi, burung membakar sekitar 75% lebih banyak energi per hari daripada mamalia berukuran sama.
"Jika terbang tidak diperlukan, burung dapat bertahan hidup dan bereproduksi lebih baik jika mereka mengalihkan investasi energi itu ke tempat lain," kata Natalie Wright, seorang profesor biologi di Kenyon College di Ohio.
Dalam sebuah makalah tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal PNAS, Wright dan rekan-rekannya mencatat bahwa burung penghuni pulau, yang menghadapi sedikit atau tidak ada predator dan lebih sedikit persaingan untuk makanan dan habitat, cenderung berevolusi ke arah tidak bisa terbang.
Ketika hidup di pulau tanpa predator dan tanpa perlu bermigrasi atau bepergian jauh, bagi banyak jenis burung, biaya terbang lebih besar daripada manfaatnya.
Pergeseran ke kondisi tidak bisa terbang menyebabkan perubahan fisik pada burung. Seiring waktu evolusi, otot dada mereka menyusut. Tulang dada dengan tonjolan tengahnya (lunas), tempat otot terbang menempel juga menjadi lebih kecil. Tulang sayap — humerus, ulna dan carpometacarpus menjadi lebih pendek dan kurang kuat, sementara kaki mereka tumbuh lebih panjang dan lebih kuat sebagai adaptasi terhadap gaya hidup yang lebih terestrial.
