7 Cara Stoik Menghadapi Penderitaan Menurut Massimo Pigliucci
- Cuplikan layar
“Dengan menghadapi rasa takut dalam pikiran terlebih dahulu, kita melemahkan cengkeramannya,” ujarnya.
3. Ubah Persepsi, Bukan Realitas
Penderitaan tidak selalu berasal dari kejadian itu sendiri, melainkan dari penilaian kita terhadapnya. Pigliucci mengutip Epictetus: “Bukan peristiwa yang menyakiti kita, tetapi opini kita tentangnya.” Maka, alih-alih larut dalam emosi negatif, kita bisa memilih untuk menafsirkan peristiwa secara lebih rasional.
Contoh konkret: kehilangan pekerjaan bisa ditafsirkan sebagai bencana, atau sebagai kesempatan untuk mengevaluasi kembali arah hidup.
4. Gunakan Penderitaan sebagai Latihan Kebajikan
Filsafat Stoik mengajarkan bahwa penderitaan adalah ladang untuk menumbuhkan kebajikan seperti kesabaran, keberanian, dan ketabahan. Pigliucci menekankan bahwa kesulitan adalah ujian karakter. Kita tidak bisa memilih untuk tidak menderita, tetapi kita bisa memilih untuk tetap bijak saat menderita.
“Penderitaan bukan akhir dari dunia, tapi panggilan untuk menjadi versi terbaik dari dirimu,” katanya.