Socrates: Filsuf yang Mengajarkan Cara Hidup lewat Pertanyaan-Pertanyaan Sederhana
- Image Creator Grok/Handoko
Model pendidikan ini mulai merambah Indonesia modern lewat konsep “pembelajaran berpikir kritis” di sekolah. Guru bukan lagi sosok pusat pengetahuan, melainkan fasilitator yang membimbing siswa mengatur argumen sendiri. Hasilnya, siswa jadi tak takut berbeda pendapat, bahkan senang berdiskusi.
Filsafat Sehari-Hari: Bukan Hanya Teori
Socrates tidak mengajar filsafat di atas menara tinggi. Filosofi menurutnya adalah kehidupan yang dijalani dengan kesadaran. Ketika kita bertanya “Mengapa aku marah?”, kita sedang melakukan refleksi diri.
Contoh konkret: seorang ibu muda yang bertanya pada dirinya, “Kenapa saya merasa tidak cukup baik menjadi orang tua?” Maka dari pertanyaan itu timbul introspeksi—dan akhirnya ia terbuka menerima bantuan, membaca sumber terpercaya, dan memperbaiki pola asuh.
Bertanya sederhana juga bisa menyelamatkan kolega dari konflik: "Apa maksudmu?" atau "Bagaimana bila kita menyusunnya ulang?" Dua pertanyaan ini menghentikan debat panas dan memantik solusi produktif.
Menghadapi Hoaks dan Informasi Palsu
Era digital membawa keuntungan dan tantangan. Hoaks sering tersebar karena orang menerima begitu saja. Di sinilah nilai metode Socrates sangat relevan: bertanya kritis.