Panduan Singkat dari Massimo Pigliucci Membangun Kekuatan Diri dengan Stoisisme
- Cuplikan layar
3. Latihan Pengendalian Emosi
Saat marah, kecewa, atau sedih, ambil jeda sejenak. Renungkan apakah perasaan itu datang dari hal yang bisa kita kendalikan atau tidak. Pigliucci menyarankan untuk menunda reaksi dan memberikan ruang bagi akal sehat untuk memimpin tindakan.
4. Amor Fati (Mencintai Takdir)
Alih-alih mengutuk nasib buruk, Stoisisme mengajak kita untuk mencintai takdir. Ini bukan sikap pasrah, melainkan cara menerima kenyataan hidup sebagai bagian dari proses membentuk diri yang tangguh.
Stoisisme dan Psikologi Modern
Banyak prinsip Stoik yang kini didukung oleh ilmu psikologi positif dan terapi kognitif perilaku (CBT). Misalnya, kemampuan untuk mengenali dan mengelola pikiran otomatis yang negatif merupakan inti dari CBT—praktik yang juga ditemukan dalam journaling Stoik.
Penelitian dari jurnal Psychological Science (2023) menunjukkan bahwa individu yang mempraktikkan refleksi Stoik dan latihan dikotomi kendali memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan daya tahan mental yang lebih tinggi dalam menghadapi tekanan sosial dan pekerjaan.