5 Kebajikan Utama untuk Hidup Berkualitas Menurut Massimo Pigliucci

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Cuplikan layar

Hidup penuh ketidakpastian. Keberanian dibutuhkan untuk menghadapi tantangan, penderitaan, kritik, dan bahkan kegagalan tanpa kehilangan integritas. Bagi Stoik, keberanian bukan hanya soal heroisme, tetapi juga kesediaan untuk menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.

Chrysippus: "Rasionalitas adalah Cahaya yang Menuntun Langkah Kita di Tengah Kegelapan Nafsu"

Pigliucci sering menghubungkan keberanian dengan “menghadapi ketakutan kita sendiri,” termasuk ketakutan akan kegagalan, penolakan sosial, atau bahkan kematian. Dalam praktiknya, keberanian bisa berarti berkata jujur di tempat kerja meski tak populer, atau bertahan di jalan hidup yang bermakna walau sulit.

Menurut Pigliucci, keberanian sejati bukanlah ketiadaan rasa takut, tetapi keberanian untuk bertindak benar meskipun kita merasa takut.

John Sellars: Nilai Stoik sebagai Fondasi Hidup yang Layak Dijalani

3.     Pengendalian Diri (Temperance)

Di era konsumsi dan distraksi digital, pengendalian diri menjadi semakin penting. Pigliucci menyebutkan bahwa banyak penderitaan modern berasal dari kurangnya pengendalian diri—mulai dari kecanduan media sosial, konsumsi berlebihan, hingga reaktivitas emosional yang tinggi.

Chrysippus: "Kebahagiaan Sejati Bukan Berasal dari Apa yang Kita Miliki, Melainkan dari Cara Kita Memandangnya"

Stoisisme mengajarkan bahwa seseorang harus hidup dengan moderasi. Kita boleh menikmati hidup, tetapi tidak menjadi budak dari kesenangan. Pengendalian diri adalah kemampuan untuk menyeimbangkan keinginan dan kebutuhan, serta menahan diri dari keputusan yang destruktif.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebajikan ini tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan kecil: memilih makanan sehat daripada junk food, mendengarkan daripada membalas marah, atau tidur tepat waktu alih-alih menunda-nunda dengan scrolling media sosial.

Halaman Selanjutnya
img_title