Jamur yang Menyebabkan 'Kutukan Raja Tut' Menunjukkan Hasil yang Menjanjikan dalam Mengobati Kanker
- pixabay
Malang, WISATA – Jamur beracun, yang pernah dianggap sebagai penyebab infeksi paru-paru yang fatal pada penjelajah makam, mungkin menjadi kunci pengobatan kanker baru yang ampuh, demikian menurut penelitian baru.
Dalam beberapa bulan setelah penemuan makam Raja Tutankhamun pada tahun 1922, bangsawan yang membiayai penggalian dan mengunjungi situs pemakaman yang menakjubkan itu meninggal, menyebabkan banyak orang percaya bahwa mumi itu telah mengutuk mereka yang memasuki makam tersebut. Pada tahun 1970-an, 10 dari 12 arkeolog yang menggali makam Raja Casimir IV abad ke-15 di Polandia juga mengalami nasib serupa.
Analisis makam Casimir mengungkap keberadaan jamur yang disebut Aspergillus flavus, yang racunnya diketahui dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang mematikan.
Kini, jamur yang sama telah menunjukkan hasil yang menjanjikan sebagai pengobatan leukemia, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Nature Chemical Biology. Tim peneliti mengidentifikasi dan merekayasa kelas molekul dalam jamur, yang disebut asperigimycins, yang membunuh sel leukemia dalam suasana laboratorium.
"Ini adalah ironi alam yang terbaik," kata penulis senior studi Sherry Gao, seorang profesor teknik kimia dan biomolekuler di University of Pennsylvania, dalam sebuah pernyataan. "Jamur yang sama yang dulunya ditakuti sebagai pembawa kematian kini dapat membantu menyelamatkan nyawa."
Aspergillus flavus menghasilkan spora yang dapat bertahan hidup selama berabad-abad, termasuk di dalam makam yang tertutup rapat. Jika terganggu, jamur dapat menyebabkan infeksi pernapasan yang mematikan, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Dalam studi baru mereka, para ilmuwan meneliti senyawa kimia unik yang diproduksi oleh jamur dan menemukan golongan senyawa alami yang disebut RiPP (peptida yang disintesis secara ribosom dan dimodifikasi secara pascatranslasi). Molekul-molekul ini sulit diisolasi dan jarang terlihat pada jamur, tetapi memiliki potensi terapeutik karena struktur dan bioaktivitasnya yang kompleks. Ini berarti mereka memiliki bentuk yang rumit dan unik yang dapat berinteraksi dengan sistem biologis dengan cara yang ampuh, seperti membunuh sel kanker.