Donald Robertson: Kebebasan Sejati Muncul dari Pengendalian Diri Sendiri

Donald Robertson, Tokoh Stoik Modern
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Kebebasan sejati berasal dari kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan tindakan kita sendiri.”
Donald Robertson

Kisah Tragis Akhir Hayat Seneca: Dibunuh oleh Kekuasaan yang Pernah Ia Dukung

Jakarta, WISATA - Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, penuh tuntutan, dan tak jarang membingungkan, banyak orang mencari kebebasan. Namun sayangnya, kebebasan kerap disalahartikan hanya sebagai ketiadaan aturan atau batasan. Donald Robertson, seorang psikoterapis sekaligus penulis yang mendalami filsafat Stoikisme, menawarkan pandangan berbeda—bahwa kebebasan sejati justru datang dari dalam diri, bukan dari dunia luar.

Robertson menekankan bahwa kebebasan sejati bukan tentang bisa melakukan apa pun yang kita inginkan, melainkan tentang kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan tindakan sendiri. Pandangan ini bersumber dari ajaran filsuf Stoik kuno seperti Epictetus dan Marcus Aurelius, yang mengajarkan bahwa kendali atas diri adalah fondasi utama kehidupan yang bebas dan bermakna.

Seneca Mengajarkan Cara Menghadapi Kekuasaan, Ketamakan, dan Kehancuran Diri

Kebebasan: Perspektif Stoik yang Berbeda

Dalam ajaran Stoik, manusia dianggap bebas bila ia mampu menjaga integritas pikirannya, tidak dikendalikan oleh emosi negatif atau keinginan duniawi yang tidak terkendali. Kebebasan adalah hasil dari disiplin batin dan kesadaran diri yang tinggi.

Surat Seneca untuk Lucilius: Panduan Stoik Praktis dalam Dunia Modern

Donald Robertson mengungkapkan bahwa kita tidak bisa memilih situasi eksternal—cuaca, opini orang, kondisi ekonomi, atau perlakuan orang lain—tetapi kita selalu memiliki pilihan tentang bagaimana merespons semua itu.

Kebebasan bukan berarti tanpa batas, melainkan memiliki kendali atas pilihan batin yang kita ambil setiap saat.

Pengendalian Diri sebagai Jalan Menuju Kebebasan

Dalam berbagai karyanya, termasuk buku populer How to Think Like a Roman Emperor: The Stoic Philosophy of Marcus Aurelius, Robertson menggarisbawahi bahwa disiplin mental adalah bentuk tertinggi dari kebebasan pribadi.

Saat seseorang mampu menahan godaan, mengendalikan amarah, dan menolak tekanan sosial yang tidak sehat, ia menjadi “tuan” atas dirinya sendiri. Inilah kebebasan yang sejati.

Beberapa prinsip kunci yang dijelaskan oleh Robertson dalam kaitannya dengan pengendalian diri antara lain:

1. Mengidentifikasi Apa yang Bisa dan Tidak Bisa Dikendalikan

Hal ini merupakan pilar utama filsafat Stoik. Robertson mengajak kita untuk membedakan mana yang berada dalam kendali (seperti pemikiran, keputusan, tindakan), dan mana yang tidak (cuaca, pendapat orang, masa lalu).

Kebebasan akan terasa nyata ketika seseorang berhenti menguras energi pada hal-hal di luar kendalinya, dan mulai fokus memperbaiki apa yang bisa dia ubah dari dirinya sendiri.

2. Kesadaran dalam Berpikir

Kita tidak selalu bisa memilih perasaan yang muncul, tetapi kita bisa mengawasi pikiran yang mengikutinya. Misalnya, saat merasa marah karena kritik, kita bisa bertanya:
“Apakah kritik ini benar? Apa yang bisa kupelajari dari ini?”
Langkah-langkah kecil seperti ini menunjukkan kekuatan pengendalian batin.

3. Menunda Kepuasan untuk Tujuan Lebih Besar

Menurut Robertson, orang bebas adalah mereka yang tidak menjadi budak keinginan sesaat. Mereka rela menunda kenikmatan demi kebahagiaan jangka panjang. Dalam dunia yang serba instan, kemampuan untuk menunda adalah salah satu bentuk kendali yang sangat langka dan berharga.

Stoikisme: Filsafat untuk Semua Zaman

Stoikisme, yang dulu dianggap sebagai filsafat kuno, kini kembali mendapat perhatian luas, terutama karena relevansinya dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Donald Robertson memainkan peran penting dalam memodernisasi ajaran ini dan menghubungkannya dengan praktik psikoterapi masa kini, seperti terapi kognitif perilaku (CBT).

Menurut Robertson, banyak masalah psikologis modern—seperti kecemasan, depresi, dan stres—bisa diredakan dengan pendekatan Stoik yang mengajarkan penerimaan, kendali diri, dan refleksi mendalam atas makna hidup.

Stoikisme juga memberi kita alat untuk menghadapi tekanan sosial dan budaya yang mendorong konsumerisme, pembandingan sosial di media digital, serta obsesi akan citra diri.

Contoh Nyata dalam Kehidupan

Mari bayangkan dua orang yang sama-sama menghadapi kegagalan dalam pekerjaan.

  • Yang pertama menyalahkan keadaan, menyerah, dan kehilangan arah.
  • Yang kedua menerima kenyataan, mengevaluasi kesalahan, dan bangkit dengan rencana baru.

Perbedaannya bukan pada peristiwa yang mereka alami, tapi pada respons mental dan tindakan. Inilah yang dimaksud Robertson sebagai bentuk kebebasan sejati: kendali atas respons pribadi.

Latihan Menuju Kebebasan Batin

Robertson merekomendasikan beberapa latihan praktis agar kita dapat melatih kendali diri dan mencapai kebebasan batin:

a. Jurnal Harian

Tuliskan pengalaman, emosi, dan reaksi setiap hari. Refleksi ini membangun kesadaran atas pola pikir dan membantu mengarahkan perubahan positif.

b. Visualisasi Negatif

Bayangkan situasi terburuk yang mungkin terjadi, lalu sadari bahwa Anda tetap bisa bertahan. Latihan ini menguatkan mental dan meredakan ketakutan irasional.

c. Latihan Kesabaran

Sengaja hadapi hal-hal kecil yang menguji kesabaran—mengantri, menahan komentar, menunda pembelian. Setiap pengalaman ini memperkuat otot kendali diri.

Kesimpulan: Bebas adalah Menguasai Diri Sendiri

Di dunia yang sering menilai kebebasan dari jumlah pilihan atau kekuasaan eksternal, Donald Robertson mengajak kita melihat lebih dalam: bahwa kebebasan sejati terletak pada kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan kita sendiri.

Dengan menjadi pengendali atas diri sendiri, kita tidak hanya lebih bijak dalam menghadapi tantangan hidup, tetapi juga lebih tenang, puas, dan merdeka dalam arti yang sesungguhnya.