Tombak Kayu Terkenal yang Berusia 100.000 Tahun Lebih Tua dari yang Diperkirakan, Mungkin Digunakan oleh Neanderthal
- Instagram/evolution_soup
Malang, WISATA – Para arkeolog di Jerman telah mengidentifikasi seperangkat tombak kayu yang mungkin lebih muda dari perkiraan sebelumnya. Perubahan waktu ini menimbulkan pertanyaan tentang kelompok awal mana, kemungkinan Neanderthal, yang sebenarnya membuatnya.
Artefak tersebut ditemukan di sebuah tambang batu bara di kota Schöningen dan dulunya dianggap sangat tua. Namun, data baru menunjukkan usianya mendekati 200.000 tahun.
Tombak-tombak itu cukup canggih untuk sesuatu yang setua itu. Peralatan panjang dan runcing ini terbuat dari cemara atau pinus dan telah dideskripsikan sebagai peralatan berburu awal.
Setiap tombak menunjukkan tanda-tanda pembentukan dan perawatan yang cermat. Para peneliti percaya bahwa benda-benda ini mencerminkan pendekatan yang terencana dengan baik untuk mengumpulkan sumber daya di lanskap yang terkadang keras.
Teori-teori awal menempatkan perangkat semacam itu di tangan nenek moyang manusia sebelumnya. Jika perkiraan waktu yang baru akurat, senjata-senjata ini akan jatuh ke era yang diasosiasikan dengan Neanderthal, kelompok yang dikenal karena bentuk tubuh yang kuat dan bentuk tengkorak yang khas.
Para spesialis sering memperdebatkan seberapa rumit penggunaan alat Neanderthal sebenarnya. Pandangan baru tentang persenjataan kayu ini menghadirkan opini baru tentang keterampilan dan organisasi sosial mereka.
Satu tombak kayu bisa berarti banyak hal, tetapi koleksi tombak menunjukkan rencana bersama. Beberapa antropolog berpendapat bahwa kelompok yang berinvestasi dalam berbagai senjata kemungkinan besar berpartisipasi dalam perburuan bersama.
Hal ini menunjukkan adanya taktik terkoordinasi dalam melacak dan membunuh hewan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah ada strategi kelompok di balik setiap penemuan.
Tombak kayu ini menunjukkan tingkat perencanaan dan akal yang menantang stereotip lama.
Tombak Kayu Neanderthal
- earth.com
Banyak orang dulunya percaya bahwa Neanderthal hanya mengandalkan peralatan batu kasar, tetapi temuan seperti ini menunjukkan perilaku yang lebih luas.
Penemuan metode berburu canggih juga menunjukkan bahwa mereka berkembang pesat di lingkungan Eropa yang bervariasi. Kemampuan beradaptasi ini mungkin telah meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup selama ribuan tahun.
Kayu kurang tahan lama, jadi setiap perkakas kayu yang bertahan selama ribuan tahun merupakan harta karun yang langka. Material yang mudah berubah ini dapat mengubah perspektif kita tentang apa yang dilakukan kelompok-kelompok ini sehari-hari.
Penelitian tambahan di daerah Paleolitikum yang berdekatan mungkin mengungkap lebih banyak perkakas kayu. Perbandingan semacam itu membantu para ahli menyusun cerita yang lebih lengkap tentang bagaimana komunitas kuno menyebar ke berbagai wilayah.
Jika para ilmuwan menemukan artefak paralel atau pola manufaktur yang serupa, hal itu dapat memperkuat kasus tentang tradisi pertukangan kayu yang tersebar luas. Data yang konsisten di berbagai situs kemudian dapat melukiskan gambaran yang lebih kaya tentang budaya hominin.
Beberapa orang bertanya-tanya apakah peralatan ini hanyalah awal dari penelitian lebih mendalam mengenai teknologi Neanderthal. Pencitraan canggih dan replika eksperimental dapat menyoroti detail keausan pada ujung tombak. Perbandingan tersebut dapat mengungkapkan apakah tombak digunakan untuk melempar atau menusuk mangsa.
Perdebatan tentang tanggal artefak ini mencerminkan penyempurnaan terus-menerus dalam arkeologi. Pergeseran dalam perspektif ilmiah sering kali bergantung pada bukti baru atau metode yang lebih baik.
Revisi semacam itu tidak melemahkan upaya sebelumnya, tetapi justru membangunnya. Setiap temuan yang diperbarui mengundang pandangan yang lebih luas tentang asal usul dan adaptasi manusia.
Apakah tombak ini milik Neanderthal atau kelompok sebelumnya, tombak ini tetap menjadi jendela yang luar biasa untuk melihat kehidupan kuno. Keberhasilan persenjataan kayu mendukung citra pemburu terampil yang memahami bahan-bahan lokal.
Investigasi lebih lanjut di Jerman dan sekitarnya dapat memperjelas siapa yang menggunakannya. Para peneliti menunggu teknik yang lebih canggih