Massimo Pigliucci: “Ketidaksempurnaan adalah Bagian dari Kehidupan. Terimalah dan Gunakan sebagai Pelajaran”

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tuntutan kesempurnaan, kita kerap kali terjebak dalam tekanan untuk selalu tampil tanpa cela. Media sosial menampilkan gambaran hidup yang ideal: tubuh sempurna, karier sukses, rumah mewah, hubungan harmonis. Namun, di balik segala citra tersebut, filsuf modern Massimo Pigliucci datang dengan pesan yang membumi dan menyentuh hati:
“Ketidaksempurnaan adalah bagian dari kehidupan. Terimalah dan gunakan sebagai pelajaran.”

Socrates dan Rahasia Hidup Bahagia: Mengapa Hidup yang Baik Lebih Penting daripada Sekadar Hidup

Kutipan ini bukan sekadar kalimat motivasi, tetapi panduan hidup yang realistis. Pigliucci, pengusung filsafat Stoikisme, mengajak kita untuk melihat kekurangan, kegagalan, dan kesalahan bukan sebagai musuh, melainkan sebagai guru.

Tidak Ada Manusia yang Sempurna – Dan Itu Baik

Socrates Bongkar Kunci Kebahagiaan Sejati: “Berhentilah Mengejar yang Tak Kamu Miliki, Nikmatilah Apa yang Sudah Ada”

Kita sering merasa frustrasi ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan. Entah itu rencana karier yang gagal, hubungan yang kandas, atau keputusan masa lalu yang kita sesali. Namun, menurut Pigliucci, justru dalam ketidaksempurnaan itulah letak kekuatan manusia.

“Kesalahan bukan tanda kelemahan,” ujarnya dalam berbagai wawancara. “Itu adalah bahan bakar untuk pertumbuhan.”

Bukan Harta, Tapi Hati: Socrates Ungkap Siapa Orang Paling Kaya di Dunia!

Dengan kata lain, menerima ketidaksempurnaan bukan berarti menyerah atau pasrah. Sebaliknya, itu adalah titik awal dari perubahan yang bermakna. Dengan menerima kekurangan diri, kita membuka ruang untuk berkembang.

Stoikisme dan Seni Menerima Realitas

Halaman Selanjutnya
img_title