Massimo Pigliucci: "Setiap Tantangan dalam Hidup adalah Kesempatan untuk Melatih Kebajikan"
- Image Creator Grok/Handoko
Apa Itu Kebajikan dalam Pandangan Stoik?
Dalam Stoikisme, kebajikan adalah inti dari kehidupan yang baik. Kebajikan bukan hanya soal menjadi orang “baik” secara umum, tetapi lebih spesifik: keberanian, kebijaksanaan, keadilan, dan pengendalian diri. Empat pilar ini menjadi fondasi bagaimana seorang Stoik hidup dan bertindak, bahkan di tengah dunia yang kacau.
Massimo Pigliucci menegaskan bahwa kita tidak perlu menjadi pahlawan super untuk melatih kebajikan. Justru sebaliknya, kebajikan paling murni justru terwujud dalam hal-hal sederhana sehari-hari. Saat kita memilih untuk tidak membalas dendam, ketika kita bersikap jujur meski sulit, saat kita menunda kesenangan demi hal yang lebih baik—itulah saat kebajikan dilatih.
Dan ini tidak terjadi dengan sendirinya. Diperlukan kesadaran, refleksi, dan latihan terus-menerus. Dalam hal ini, hidup ibarat gym mental dan spiritual. Setiap konflik, rintangan, atau kegagalan adalah "alat latihan" yang memperkuat otot karakter kita.
Dari Teori ke Praktik: Bagaimana Kita Melatih Kebajikan?
Bagi Pigliucci, Stoikisme bukan hanya bahan diskusi akademis. Ini adalah filsafat yang harus dipraktikkan sehari-hari. Dalam bukunya How to Be a Stoic, ia menjelaskan bagaimana pendekatan Stoik bisa dijadikan panduan hidup yang praktis, terutama ketika menghadapi tantangan.
Salah satu latihan yang ia rekomendasikan adalah refleksi harian, di mana kita meninjau kembali apa saja tantangan yang kita alami hari itu dan bagaimana kita meresponsnya. Apakah kita sudah bersikap adil? Apakah kita bersabar? Apakah kita mengendalikan emosi? Jika belum, itu bukan kegagalan, melainkan kesempatan untuk mencoba lagi esok hari.