Marcus Aurelius: “Bagi yang bijak, hidup adalah masalah; bagi yang bodoh, solusi”
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Dalam perenungannya yang abadi, Kaisar Romawi dan filsuf Stoik Marcus Aurelius pernah menulis: “To the wise, life is a problem; to the fool, a solution.” Jika diterjemahkan secara bebas: “Bagi orang bijak, hidup adalah masalah; bagi orang bodoh, solusi.”
Kalimat singkat ini sarat makna dan relevan untuk zaman modern. Marcus menyingkap perbedaan mendasar antara cara pandang orang bijak dan orang yang sembrono terhadap kehidupan. Sementara yang bijak menyadari kompleksitas hidup dan merenunginya, si bodoh merasa sudah tahu semua jawabannya—padahal tidak memahami apa-apa.
Mengenali Kompleksitas Hidup
Bagi orang bijak, hidup bukan sesuatu yang bisa diringkas dalam satu slogan, ideologi, atau jawaban instan. Hidup dipahami sebagai rangkaian persoalan yang saling terkait, yang memerlukan pemikiran, pengamatan, dan refleksi mendalam.
Seorang pemikir tidak akan menyimpulkan dunia hanya dari satu pengalaman. Ia tahu bahwa hidup penuh paradoks: kegembiraan dan kesedihan berjalan beriringan, keberhasilan bisa menjadi awal kegagalan, dan keputusan baik bisa berujung petaka. Justru dari kesadaran inilah lahir kebijaksanaan.
Sementara itu, orang yang bodoh sering kali merasa sudah punya “jawaban” atas hidup—ia menyederhanakan kompleksitas menjadi hitam dan putih, benar dan salah, kita dan mereka. Padahal hidup terlalu dalam untuk diselesaikan dengan jawaban sederhana.
Dalam Konteks Dunia Modern