Marcus Aurelius: “Betapa Konyol dan Tidak Realistisnya Manusia yang Terkejut atas Apa pun yang Terjadi dalam Hidup”

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA — Dalam hiruk-pikuk kehidupan yang tak pernah berhenti bergerak, banyak dari kita sering kali terperangkap dalam kejutan, keluhan, dan kemarahan atas kenyataan yang tidak sesuai harapan. Namun, lebih dari 1.800 tahun yang lalu, Marcus Aurelius—kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoik—telah mengingatkan dengan tajam: “How ridiculous and unrealistic is the man who is astonished at anything that happens in life.”

Epictetus: Filosofi Hidup Tenang di Tengah Dunia yang Bising

Pernyataan ini bukan hanya sindiran, melainkan teguran filosofis yang mengajak kita semua untuk kembali bersikap rasional dan dewasa dalam memaknai hidup. Mengapa kita merasa heran ketika hidup memperlihatkan wajah aslinya—yang tidak selalu ramah, tidak selalu adil, dan sering kali tidak dapat diprediksi?

Kehidupan: Lapangan Realitas Bukan Fantasi

Epictetus: Filsuf Stoik yang Ajarannya Kembali Relevan di Era Digital

Marcus Aurelius hidup di masa yang penuh gejolak: wabah, perang, pengkhianatan politik, dan ketidakpastian terus-menerus. Namun, di tengah semua itu, ia tidak memilih untuk tenggelam dalam keputusasaan atau amarah. Ia justru memilih untuk menerima kenyataan sebagaimana adanya. Filsafatnya mengajarkan bahwa kejadian apa pun yang terjadi dalam hidup seharusnya tidak mengejutkan kita—karena dunia memang bekerja seperti itu.

Dengan kata lain, kehidupan adalah arena realitas, bukan panggung fantasi. Jika kita berharap bahwa dunia akan selalu berjalan sesuai harapan kita, maka kita sedang membangun rumah di atas pasir. Realitas tidak menyesuaikan diri dengan keinginan kita; justru kita yang harus melatih diri untuk kuat menerima realitas.

Socrates: Kebijaksanaan Dimulai dari Rasa Ingin Tahu

Mengapa Kita Mudah Terkejut?

Manusia modern sering terkejut karena pola pikir yang terlalu bergantung pada harapan akan kenyamanan dan kestabilan. Kita terkejut ketika bisnis gagal, ketika orang yang kita percayai mengkhianati kita, atau ketika dunia menghadirkan krisis. Namun, bukankah semua itu adalah bagian dari sifat dasar kehidupan?

Halaman Selanjutnya
img_title