Kisah Epictetus: Dari Budak Kekaisaran Roma Menjadi Filsuf Stoa yang Mempengaruhi Dunia

Epictetus Filsuf Stoik
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Robert Dobbin juga dikenal karena pengantar dan catatannya yang mendalam dalam edisi terjemahan Discourses Buku I (1998). Bagi mereka yang ingin menyelami pemikiran Epictetus secara lebih menyeluruh, karya A.A. Long (2002) menjadi referensi utama. Meski studi awal dari Bonhöffer (1890 dan 1894) kini telah banyak disempurnakan, nilainya sebagai rujukan tetap tinggi.

Jules Evans: “Dalam Setiap Kegagalan Tersembunyi Benih Kebangkitan”

Kumpulan kutipan yang dikenal sebagai Golden Sayings juga menjadi bagian penting dari warisan Epictetus. Karya ini merupakan kompilasi aphorisme yang diambil dari Discourses dan Encheiridion, yang hingga kini sering dijadikan sumber inspirasi moral dan spiritual.

Pemikiran Epictetus dan Pengaruhnya di Dunia Modern

Epictetus: Mencari Kebenaran, Bukan Kemenangan dengan Cara yang Tidak Terhormat

Ajaran Epictetus menekankan bahwa manusia tidak dapat mengontrol segala hal di luar dirinya, tetapi dapat dan harus mengendalikan sikap dan respons terhadap keadaan tersebut. Prinsip ini masih sangat relevan di tengah tekanan kehidupan modern. Konsep tentang "hidup sesuai kodrat" dan pengendalian diri dalam menghadapi kesulitan menjadikan Epictetus salah satu tokoh Stoikisme yang paling dihormati hingga kini.

Para filsuf besar setelahnya, termasuk Marcus Aurelius dan tokoh-tokoh dari era Pencerahan, banyak terinspirasi oleh ajaran Epictetus. Bahkan dalam dunia psikologi modern, khususnya dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT), nilai-nilai yang diangkat oleh Epictetus masih dijadikan rujukan.

Epictetus: Bayangkan Karakter Ideal yang Patut Diteladani, Baik di Hadapan Publik Maupun Saat Sendiri

Kesimpulan: Dari Perbudakan Menuju Kebebasan Batin

Epictetus bukan hanya seorang filsuf, melainkan simbol kebebasan batin yang sejati. Meskipun hidupnya dimulai dalam belenggu perbudakan, pemikirannya membebaskan jutaan manusia dari penderitaan mental dan emosional. Dengan menggali kebijaksanaan dalam penderitaan, Epictetus mengajarkan bahwa sejatinya manusia merdeka adalah mereka yang mampu menguasai dirinya sendiri.

Halaman Selanjutnya
img_title