Penjelajah NASA Temukan 'Tengkorak' yang Aneh di Mars dan Para Ilmuwan Bingung

Batu Hitam yang Dijuluki Skull Hill
Sumber :
  • livescience.com/NASA

Malang, WISATA – Penjelajah Mars Perseverance milik NASA telah menemukan beberapa batuan aneh yang tampaknya tidak berada di tempat asalnya.

Ilmuwan Ungkap Tanda-tanda Kehidupan Alien yang 'Paling Menjanjikan' di Planet k2-18b

Perseverance saat ini tengah mencari tanda-tanda kehidupan purba di perbukitan dan bongkahan batu di sepanjang tepi Kawah Jezero — cekungan tandus berbentuk mangkuk di utara ekuator Mars yang menurut para ilmuwan menyimpan danau besar miliaran tahun lalu. Sejak Desember 2024, wahana penjelajah itu telah menyusuri lereng tinggi bernama Witch Hazel Hill, yang diharapkan para ilmuwan akan memberikan petunjuk tentang iklim Mars di masa lalu.

Pada bulan April, Perseverance berhenti di batas geologis yang jelas secara visual tempat bertemunya singkapan batuan terang dan gelap. Di sini, satu batuan tertentu, yang oleh para ilmuwan dijuluki 'Skull Hill,' menonjol di antara permukaan batuan berwarna terang di sekitarnya karena warnanya yang gelap, bentuknya yang bersudut dan teksturnya yang berlubang, menurut sebuah posting blog NASA.

Mitos atau Fakta: Internet Global Terancam Lumpuh Akibat Badai Matahari 2025, Ini Fakta Ilmiahnya

Wilayah yang disebut Port Anson itu mengandung beberapa batuan yang mungkin telah diangkut dari tempat lain, kata para ilmuwan. Dikenal sebagai 'floats,' batuan lepas ini kemungkinan telah menempuh jarak yang sangat jauh miliaran tahun yang lalu ketika Mars memiliki lingkungan yang lebih hangat dan basah dengan sungai, danau dan bahkan mungkin lautan. Ketika air surut dan material lunak di sekitarnya terkikis selama ribuan tahun, batuan yang lebih tangguh tetap berada di tanah Mars.

Menurut postingan tersebut, lubang-lubang di Skull Hill mungkin terbentuk melalui beberapa cara. Potongan-potongan kecil di dalam Skull Hill sendiri mungkin telah terlepas dan terkikis, sehingga meninggalkan lubang-lubang. Kemungkinan lain adalah bahwa angin Mars, yang membawa debu-debu kecil dan partikel-partikel batu, dapat bertindak seperti amplas, yang perlahan-lahan mengikis permukaan batu dan menciptakan lubang-lubang.

Kisah Cinta Romawi: Venus dan Mars, Dewa Cinta dan Dewa Perang dalam Kehidupan Kekaisaran

Warna gelap Skull Hill dan batuan serupa dapat menunjukkan bahwa itu adalah meteorit, tetapi analisis terbaru data kimia dari instrumen SuperCam milik Perseverance menunjukkan komposisi mereka tidak cocok dengan meteorit biasa.

Alternatifnya, batuan gelap ini bisa saja berasal dari gunung berapi. Baik di Bumi maupun Mars, mineral seperti olivin, piroksen dan biotit diketahui memberi warna gelap pada batuan beku. Jika batuan ini memang beku, batuan ini mungkin berasal dari formasi batuan vulkanik di dekatnya yang telah terkikis, atau bisa saja terlontar keluar dari tanah oleh kawah tumbukan yang menggali lapisan vulkanik yang lebih dalam.

Halaman Selanjutnya
img_title