Makhluk Laut yang sangat Langka Terlihat Pertama Kalinya setelah Gunung Es Pecah.
- thinkstewartville.com
Malang, WISATA – Dalam sebuah penemuan yang luar biasa, para ilmuwan dari Schmidt Ocean Institute telah berhasil merekam pertama kalinya makhluk laut yang sangat langka setelah gunung es Antartika pecah baru-baru ini. Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini telah membuka jendela ke ekosistem laut yang sebelumnya belum dijelajahi, mengungkap spesies yang telah tersembunyi di bawah es selama beberapa dekade.
Ketika gunung es A-84 lepas dari Antartika pada bulan Januari 2025, hal itu tidak hanya menambah bongkahan es besar lainnya ke Samudra Selatan. Hal itu menyingkap lingkungan laut murni yang telah tersembunyi di bawah es tebal selama beberapa generasi. Fenomena alam ini menciptakan peluang unik bagi para peneliti kelautan yang telah mempelajari wilayah tersebut.
Sekelompok ilmuwan Amerika di atas kapal penelitian R/V Falkor, yang dioperasikan oleh Schmidt Ocean Institute, membuat jalan memutar yang tak terduga ketika gunung es yang baru terbentuk mengubah rute yang telah direncanakan. Perubahan arah ini tentu saja menghasilkan pertemuan yang luar biasa dengan Galiteuthis glacialis yang sulit ditemukan, spesies cumi-cumi kaca langka yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1906 tetapi belum pernah terekam dalam film.
Penemuan ini terjadi sekitar 700 meter di bawah permukaan, di mana cahaya nyaris tak menembus. Cumi-cumi transparan itu, yang beradaptasi sempurna dengan lingkungan perairan dalamnya, tampak hampir tak terlihat kecuali ciri-cirinya yang khas. Penemuan luar biasa ini menunjukkan bagaimana satwa liar laut sering mengejutkan kita dengan penampakan yang tak terduga, mirip dengan kasus baru-baru ini tentang ikan terberat di dunia yang diselamatkan setelah terdampar.
Spesies Cumi-cumi Kaca Langka
- iflscience.com/ROV SuBastian
Galiteuthis glacialis, spesies endemik Antartika, merupakan salah satu makhluk laut paling misterius. Tubuhnya yang transparan berfungsi sebagai kamuflase sempurna di perairan dalam, sehingga hampir mustahil untuk menemukannya dalam keadaan normal. Penampilan makhluk yang seperti kaca ini menutupi sifat predatornya, dilengkapi dengan kail untuk berburu di kedalaman laut yang gelap.
Yang membuat penemuan ini lebih luar biasa adalah bahwa para ilmuwan hanya memiliki pengetahuan teoritis tentang spesies ini berdasarkan spesimen yang dikumpulkan lebih dari satu abad yang lalu. Melihat spesimen hidup di habitat aslinya memberikan wawasan yang sangat berharga tentang perilaku, pola pergerakan, dan peran ekologisnya dalam ekosistem laut Antartika.