Marcus Aurelius: Jangan Sibuk Mendebat, Jadilah Orang Baik Itu
- Image Creator Bing/Handoko
Malang, WISATA – "Jangan buang waktu lagi untuk berdebat seperti apa orang baik itu. Jadilah orang baik itu," demikian nasihat mendalam dari Marcus Aurelius, filsuf Stoik sekaligus Kaisar Romawi yang dikenal bijaksana. Dalam kesederhanaan kalimat itu, tersembunyi seruan kuat untuk bertindak nyata dalam kehidupan, bukan sekadar membicarakan kebajikan.
Di tengah era modern yang kerap diramaikan oleh perdebatan panjang di ruang publik dan media sosial tentang moral, etika, serta siapa yang layak disebut "orang baik," kutipan ini menghadirkan refleksi yang tajam dan menyentil: mengapa kita lebih sering berdebat daripada benar-benar menjadi contoh dari nilai yang kita agungkan?
Tindakan Lebih Penting daripada Retorika
Aurelius menyampaikan bahwa kebajikan bukanlah konsep yang harus diperdebatkan tanpa henti. Filsafat, menurutnya, harus bersifat praktis—sebuah jalan hidup, bukan hanya teori yang dirayakan dalam seminar atau buku-buku tebal. Maka daripada menghabiskan waktu untuk mencari definisi sempurna tentang kebajikan, Marcus mendorong kita untuk mempraktikkannya dalam tindakan sehari-hari.
Dalam Meditations, kumpulan tulisan pribadinya yang hingga kini tetap relevan, Marcus Aurelius berulang kali menekankan pentingnya disiplin diri, tanggung jawab, dan tindakan nyata. Bagi sang filsuf-imperator, menjadi baik bukan soal kata-kata, melainkan keberanian untuk bertindak sesuai nurani meskipun tanpa tepuk tangan publik.
Relevansi di Masa Kini
Di zaman di mana pencitraan lebih sering dihargai dibanding integritas, pesan Aurelius menjadi pengingat penting. Banyak orang berlomba menunjukkan diri sebagai pribadi beretika lewat unggahan media sosial atau debat publik, namun lupa bahwa esensi dari kebaikan adalah kehadiran nyata: membantu yang membutuhkan, berlaku adil, bersikap jujur, dan menjaga kesabaran dalam situasi sulit.