DNA Kuno Menantang Asumsi Lama tentang Peradaban Fenisia-Punisia Mediterania
- Instagram/marcelladicuore
Malang, WISATA – Budaya Fenisia muncul di negara-kota Zaman Perunggu di Levant, mengembangkan inovasi terkemuka seperti alfabet pertama (yang menjadi asal mula banyak sistem penulisan masa kini). Pada awal milenium pertama SM, kota-kota Fenisia telah membangun jaringan maritim yang luas dari pos-pos perdagangan hingga ke Iberia, menyebarkan budaya, agama dan bahasa mereka ke seluruh Mediterania bagian tengah dan barat.
Pada abad keenam SM, Kartago, koloni pesisir Fenisia di wilayah yang sekarang disebut Tunisia, bangkit untuk mendominasi wilayah ini. Komunitas Fenisia yang secara budaya terkait dengan atau diperintah oleh Kartago ini dikenal sebagai 'Punik' oleh bangsa Romawi. Kekaisaran Kartago meninggalkan jejaknya dalam sejarah, khususnya yang terkenal karena tiga 'Perang Punisia' berskala besar dengan Republik Romawi yang sedang bangkit, termasuk kampanye kejutan jenderal Kartago Hannibal untuk menyeberangi Pegunungan Alpen.
Dalam kerangka Pusat Penelitian Max Planck-Harvard untuk Arkeosains Mediterania Kuno, yang dipimpin bersama oleh Johannes Krause, Direktur Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi dan Michael McCormick dari Universitas Harvard, tim peneliti internasional kini telah menyajikan sebuah studi tentang sejarah genetik peradaban Mediterania kuno ini.
Penelitian baru ini bertujuan untuk menggunakan DNA kuno guna mengkarakterisasi leluhur orang Punisia dan mencari hubungan genetik antara mereka dan orang Fenisia Levant, yang memiliki budaya dan bahasa yang sama dengan mereka. Hal ini dimungkinkan dengan mengurutkan dan menganalisis sampel genom yang besar dari sisa-sisa manusia yang dikubur di 14 situs arkeologi Fenisia dan Punisia yang mencakup Levant, Afrika Utara, Iberia, dan pulau-pulau Mediterania di Sisilia, Sardinia dan Ibiza.
Para peneliti mengungkap hasil yang tak terduga, yaitu menemukan kontribusi genetik langsung yang sangat sedikit dari bangsa Fenisia Levant terhadap populasi bangsa Punisia di Mediterania barat dan tengah.
Hal ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana budaya Fenisia menyebar bukan melalui migrasi massal dalam skala besar, tetapi melalui proses transmisi dan asimilasi budaya yang dinamis.
Penelitian ini menyoroti bahwa situs-situs Punisia merupakan rumah bagi orang-orang dengan profil leluhur yang sangat berbeda.