“The Boy Who Would Be King: Kisah Hidup Marcus Aurelius yang Menginspirasi Generasi Baru”
- store.dailystoic
Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang terus bergerak cepat, kadang kita butuh berhenti sejenak dan kembali pada kisah-kisah klasik yang abadi. Salah satu kisah itu kini dihidupkan kembali melalui buku terbaru Ryan Holiday, The Boy Who Would Be King, sebuah kisah epik tentang Marcus Aurelius yang ditulis ulang dalam bentuk fabel ilustratif.
Marcus Aurelius bukanlah tokoh yang asing bagi pecinta filsafat. Ia dikenal sebagai seorang Kaisar Romawi yang menggabungkan kekuasaan dengan kebijaksanaan Stoik. Namun dalam buku ini, Holiday menampilkan Marcus bukan sebagai penguasa tua yang menulis Meditations, tetapi sebagai anak muda yang dipilih oleh takdir untuk menjadi pemimpin dunia.
Melalui narasi yang menyentuh dan ilustrasi mendalam dari Victor Juhasz, pembaca diajak mengikuti perjalanan Marcus sejak awal penunjukannya oleh Kaisar Hadrian. Hadrian tahu bahwa seorang pemimpin hebat tidak dilahirkan, melainkan dibentuk. Maka, Marcus pun dibimbing oleh para filsuf terbaik zamannya. Hasilnya adalah seorang pemimpin yang tak hanya bijak, tetapi juga rendah hati dan penuh belas kasih.
Buku setebal 100 halaman ini tidak hanya menawarkan kisah inspiratif, tetapi juga menyajikan nilai-nilai Stoik yang dapat diaplikasikan oleh siapa saja—anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Setiap ilustrasi menggambarkan momen penting dalam perjalanan hidup Marcus, memperkuat pesan moral dalam narasi Holiday.
Yang membuat buku ini unik adalah kemampuannya menyampaikan filosofi mendalam dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Ini menjadikannya sebagai bacaan keluarga yang sangat berharga. Anda bahkan bisa mendapat versi audiobook gratis ketika membeli melalui situs resmi, sehingga kisah Marcus bisa dinikmati kapan saja dan di mana saja.
Ryan Holiday telah dikenal luas sebagai penulis yang mampu menyampaikan kebijaksanaan kuno dalam gaya modern. Menurut Jon Gordon, “Ryan Holiday adalah salah satu penulis dan pemikir paling brilian di zaman kita.” Dan melalui buku ini, ia sekali lagi menyentuh hati jutaan orang dengan kisah sederhana namun sarat makna.
The Boy Who Would Be King bukan sekadar buku—ia adalah panduan untuk hidup yang lebih bermakna, lebih kuat, dan lebih bijaksana.