Kota Hilang Berusia 3.000 Tahun yang Menyimpan Rahasia Masa Lalu Kerajaan telah Ditemukan

Alexander Agung
Sumber :
  • Instagram/virtualmythos

Malang, WISATA – Sama seperti hipotesis ilmiah yang terus berkembang, demikian pula pemahaman kita tentang sejarah. 15 tahun yang lalu, para peneliti mulai menggali apa yang mereka kira sebagai sisa-sisa pos militer, yang dibangun untuk melindungi dari serangan Romawi, tetapi temuan terbaru mereka terbukti jauh lebih menarik. Situs di Makedonia Utara, yang dikenal sebagai situs arkeologi Gradishte, mungkin sebenarnya adalah seluruh kota kuno. Dan bukan sembarang kota, kota itu mungkin memiliki hubungan langsung dengan garis keturunan Alexander Agung.

Dari Jalan Romawi, Pemakaman Bayi sampai Artefak Langka Ditemukan di Augusta Raurica Kuno, Swiss

Dengan menggunakan teknologi LiDAR canggih yang dikerahkan oleh pesawat nirawak dan radar penembus tanah, para peneliti dari Institut dan Museum Makedonia–Bitola dan Universitas Politeknik Negeri California, Humboldt (Cal Poly Humboldt) mengungkap misteri kota yang pernah berkembang pesat ini. 

Makedonia Kuno adalah kerajaan kecil yang awalnya tidak penting di Yunani. Pertarungan antarnegara besar di wilayah tersebut—seperti antara Athena dan Persia atau Sparta dan Athena, memudahkan Makedonia (di bawah kendali Raja Philip II) untuk mengklaim kekuasaannya. Kerajaan tersebut akhirnya berkembang menjadi kekaisaran, terutama di bawah putra Philip II, Alexander Agung, tetapi akhirnya jatuh di bawah kendali Romawi karena perebutan kekuasaan internal.

Tungku Kapur dan Pemukiman Romawi yang Ditemukan di Barnwood Menunjukkan Kehidupan dan Industri di Gloucester Kuno

Menurut rilis tersebut, para ahli awalnya memperkirakan kota ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Philip V (221-179 SM), tetapi temuan arkeologi kemudian mendorong perkiraan lebih jauh ke belakang. Sebuah koin yang dicetak antara tahun 325 dan 323 SM menunjukkan keberadaan kota ini selama masa hidup Alexander Agung. Namun, artefak lain termasuk pecahan kapak dan bejana keramik telah membuat para peneliti percaya bahwa manusia mungkin telah menghuni daerah tersebut sejak Zaman Perunggu (3.300-1.200 SM).

Dari bangunan yang ditemukan di situs tersebut, teater bergaya Makedonia dan bengkel tekstil merupakan yang paling menonjol. Para arkeolog juga menemukan koin, kapak dan peralatan tekstil, permainan, tembikar dan bahkan tiket teater dari tanah liat di situs tersebut, yang menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan kota yang berkembang pesat sebelum Roma berkuasa.

Orang Kreta kuno Mengadakan Pesta Terakhir untuk ‘Membunuh’ Makam Mereka di Tengah Pergolakan Zaman Perunggu

Penemuan ini penting. Penemuan ini menyoroti jaringan dan struktur kekuasaan yang kompleks di Makedonia kuno, terutama mengingat lokasi kota tersebut di sepanjang rute perdagangan ke Konstantinopel. Bahkan mungkin tokoh-tokoh sejarah seperti Octavianus dan Agrippa melewati daerah tersebut dalam perjalanan mereka untuk menghadapi Cleopatra dan Mark Antony di Pertempuran Actium.

Para ahli juga menduga bahwa kota kuno itu bisa jadi adalah Lyncus, ibu kota Kerajaan Lyncestis yang hilang—kerajaan otonom di Makedonia Hulu yang kemudian ditaklukkan oleh Philip II. Kota itu mungkin juga merupakan tempat kelahiran nenek Alexander Agung, Ratu Eurydice I, yang memainkan peran penting dalam membentuk lanskap politik wilayah tersebut, menurut rilis tersebut.