Filsafat di Masa Kekaisaran Roma: Dari Praktis Menuju Transenden

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Ini menandai pergeseran besar dari filsafat Yunani-Romawi klasik ke filsafat religius di Abad Pertengahan. Namun warisan para filsuf Romawi tetap hidup — dalam logika, etika, hingga pandangan dunia modern.

“Cintailah Tangan Takdirmu dan Mainkanlah Seolah Milikmu” – Filsafat Kehidupan dari Marcus Aurelius

Penutup: Warisan Filsafat Kekaisaran Roma

Filsafat di masa Kekaisaran Roma bukan sekadar pewarisan gagasan Yunani, tetapi adaptasi dan penemuan makna baru dalam konteks imperium, kekuasaan, dan gejolak jiwa manusia.

“Jangan Menunda, Jangan Membingungkan, Jangan Mengembara” – Nasihat Kehidupan dari Marcus Aurelius

Dari Stoisisme yang menguatkan batin, Epikureanisme yang menenangkan hasrat, hingga Neoplatonisme yang mengajak jiwa menyatu dengan Yang Esa, semua menunjukkan bahwa filsafat tidak pernah mati — bahkan di tengah badai sejarah yang paling dahsyat sekalipun.

Dalam dunia modern yang kembali dilanda kegelisahan, warisan filsafat Romawi mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan sejati lahir dari keteguhan batin dan pencarian spiritual yang tak henti-henti.

Kita Lebih Mencintai Diri Sendiri, Tapi Lebih Peduli pada Pendapat Orang Lain – Refleksi Marcus Aurelius