Socrates: “Cinta Mengajarkan Kita untuk Mendengarkan dengan Hati, Bukan Hanya dengan Telinga”

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Socrates dikenal dengan pendekatannya yang sangat rasional terhadap kehidupan. Namun, dalam hal cinta, ia menyadari pentingnya keseimbangan antara akal dan perasaan. Ia tidak menolak perasaan, melainkan mengajak manusia untuk tidak diperbudak olehnya.

Marcus Aurelius: Seni Hidup Lebih Mirip Bergulat daripada Menari

Dengan cinta, seseorang belajar untuk meredam egonya, untuk menaruh perhatian bukan pada “apa yang ingin saya katakan”, tetapi pada “apa yang ingin saya pahami dari orang lain”. Cinta yang demikian adalah cinta yang dewasa—cinta yang membentuk karakter dan memperkuat ikatan manusiawi.

Cinta sebagai Jalan Menuju Kebijaksanaan

Zeno dari Citium: “Lebih Baik Tersandung Karena Kaki Daripada Tersandung Karena Lidah”

Dalam dialog-dialog Plato, Socrates seringkali membahas cinta dalam kaitannya dengan pencarian kebenaran dan kebijaksanaan. Cinta mendorong manusia untuk mencari keindahan yang lebih tinggi, bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk intelektual dan spiritual.

Mendengarkan dengan hati memungkinkan seseorang untuk belajar dari orang lain, menerima perspektif baru, dan memperkaya pemahaman akan dunia. Dalam relasi antarmanusia, ini menjadi landasan penting dalam membangun komunikasi yang sehat dan bermakna.

Fokus pada Diri Sendiri: Pelajaran Berharga dari Donald Robertson dan Filsafat Stoik

Relevansi dalam Kehidupan Modern

Di era digital saat ini, di mana komunikasi seringkali dangkal dan cepat, kutipan Socrates menjadi sangat relevan. Kita cenderung mendengar untuk membalas, bukan untuk memahami. Cinta, seperti yang dipahami oleh Socrates, justru mengajak kita untuk memperlambat, memberi ruang, dan benar-benar hadir untuk orang lain.

Halaman Selanjutnya
img_title