Epictetus: Dua Kekuatan yang Membentuk Orang Bijak—Bertahan dan Menahan Diri
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Filsuf Stoik Epictetus mengajarkan bahwa kebijaksanaan sejati tidak terletak pada kepandaian berbicara atau berteori, melainkan pada dua kekuatan utama dalam diri manusia: kemampuan untuk bearing (bertahan) dan forbearing (menahan diri). Ia menyatakan:
“The two powers which in my opinion constitute a wise man are those of bearing and forbearing.”
(Dua kekuatan yang menurut saya membentuk seorang bijak adalah kemampuan untuk bertahan dan menahan diri.)
Pandangan Epictetus ini menggarisbawahi inti dari ajaran filsafat Stoik—kebijaksanaan bukan sekadar soal berpikir benar, tetapi tentang bagaimana menghadapi kenyataan hidup dengan ketabahan dan pengendalian diri.
Makna ‘Bearing’: Kekuatan untuk Bertahan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada berbagai ujian dan kesulitan—mulai dari masalah pekerjaan, kehilangan, kegagalan, hingga tekanan sosial. Bearing atau ketangguhan dalam menghadapi semua itu adalah ciri khas orang bijak menurut Epictetus.
Bertahan berarti:
- Tidak menyerah dalam kesulitan.
- Tidak goyah oleh hinaan atau kegagalan.
- Mampu menjaga ketenangan batin ketika dunia luar tidak bisa dikendalikan.