"Kamu Bisa Meninggalkan Hidup Kapan Saja": Marcus Aurelius dan Kesadaran Stoik akan Kefanaan

Marcus Aurelius Tokoh Populer Stoicism
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Konsep ini dikenal dalam Stoikisme sebagai memento mori — ingatlah bahwa kamu akan mati. Tujuannya bukan membuat hidup suram, melainkan membebaskan diri dari gangguan yang tak penting dan mengarahkan perhatian pada hal-hal yang benar-benar berarti: kebaikan, kejujuran, keteguhan hati.

Satu Sama Lain: Pelajaran Kemanusiaan dari Marcus Aurelius untuk Membangun Toleransi dan Kolaborasi

William B. Irvine, filsuf kontemporer yang mempopulerkan Stoikisme di era modern, menjelaskan:

“Mengingat kematian bukanlah menyerah pada ketakutan, tetapi cara untuk menyaring kebisingan dan melihat apa yang paling bernilai.”

“Filosofi Bukan Hanya untuk Dipikirkan, Tetapi untuk Dijalani”: Pesan Stoik Ryan Holiday untuk Kehidupan Nyata

Neurosains: Kematian Menginspirasi Makna Hidup

Riset psikologi eksistensial menunjukkan bahwa kesadaran akan kematian yang sehat dapat meningkatkan motivasi, kasih sayang, dan tujuan hidup. Ini dikenal sebagai terror management theory, di mana manusia bereaksi terhadap kematian dengan dua pilihan: cemas atau memperkuat nilai-nilai hidup.

Kepemimpinan Bukan Tentang Dunia Sempurna, Tapi Tentang Bekerja Cerdas dengan Kenyataan

Praktik Stoik membantu kita memilih yang kedua — yakni hidup secara sadar dan bermakna.

Latihan Praktis: Menginternalisasi Pesan Marcus

Halaman Selanjutnya
img_title