“Tak Ada Manusia yang Benar-benar Bebas Kecuali Ia Telah Menguasai Dirinya Sendiri” – Epictetus

Epictetus Filsuf Stoik
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Di tengah tekanan hidup modern—dari tenggat waktu pekerjaan hingga hiruk-pikuk media sosial—banyak orang merasa seolah-olah tidak punya kendali atas nasibnya sendiri. Namun, Seruan dari filsuf Stoik kuno Epictetus menawarkan perspektif yang membebaskan:

Marcus Aurelius: Jiwa yang Menyerah Terlebih Dahulu Adalah Aib dalam Kehidupan

“Tak ada manusia yang benar-benar bebas kecuali ia telah menguasai dirinya sendiri.”

Kutipan ini menegaskan inti ajaran Stoikisme: bahwa kebebasan tidak diukur dari kemerdekaan eksternal, melainkan dari kemampuan mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan.

Zeno dari Citium: "Kesejahteraan Bisa Dicapai Secara Perlahan, Namun Itu Bukanlah Hal yang Sepele"

Menguasai Diri: Jalan Menuju Kebebasan Batin

Epictetus, seorang mantan budak yang menjadi guru filsafat di Roma, memandang bahwa ketergantungan pada keinginan, kemarahan, atau ketakutan justru mengurangi kebebasan hakiki. Menurut William B. Irvine, profesor filsafat di Wright State University, penguasaan diri—termasuk disiplin mengelola pikiran—adalah “fondasi ketenangan batin”:

Bukan Sekadar Pengusaha, Naval Ravikant Adalah Filsuf Digital yang Mengubah Cara Dunia Memandang Sukses

“Seseorang yang terbebas dari dorongan impulsif dan kecemasan tentang masa depan, sesungguhnya lebih merdeka daripada raja yang dikelilingi pelayan,” tulis Irvine dalam A Guide to the Good Life.

Stoikisme dan Psikologi Modern

Halaman Selanjutnya
img_title