Plato: “Orang bodoh berbicara karena harus bicara; orang bijak berbicara karena ada sesuatu untuk dikatakan.”
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Plato, filsuf besar dari Athena dan murid Socrates, dikenal karena kedalaman pemikirannya dalam bidang etika, politik, dan logika. Kutipannya yang terkenal ini menjadi pengingat penting tentang makna dari berbicara, berpikir, dan kebijaksanaan dalam berkomunikasi. Ia tidak hanya membedakan antara dua jenis manusia berdasarkan kapasitas intelektualnya, tetapi juga menyingkapkan sikap mental yang mencerminkan kedalaman atau kekosongan jiwa seseorang.
Makna Mendalam di Balik Ucapan
Plato tidak melihat kata-kata hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai cerminan dari struktur pemikiran seseorang. Menurutnya, orang bodoh berbicara hanya karena dorongan atau kebutuhan untuk mengisi kekosongan, bukan karena memiliki sesuatu yang bermakna untuk disampaikan. Sebaliknya, orang bijak akan menimbang, merenungkan, dan hanya mengutarakan sesuatu ketika ia merasa ada kebenaran atau nilai penting yang perlu dibagikan.
Kaitan dengan Konsep Pengetahuan dan Kebijaksanaan
Dalam banyak dialog Plato, terutama dalam karya Phaedrus dan Gorgias, ia menekankan pentingnya pengetahuan sebagai dasar dari kebijaksanaan. Orang bijak tidak hanya memiliki wawasan, tetapi juga tahu kapan, kepada siapa, dan bagaimana menyampaikan pemikirannya. Ia tidak berbicara untuk mencari perhatian, melainkan untuk menanamkan pemahaman atau memajukan kebaikan bersama.
Plato juga mewarisi pendekatan Socrates yang menekankan bahwa diam lebih bijak daripada perkataan yang sia-sia. Keduanya percaya bahwa kebijaksanaan bukan hanya diukur dari seberapa banyak seseorang berbicara, tetapi dari bobot dan niat di balik ucapannya.
Relevansi dalam Kehidupan Modern