“Jika Itu Tidak Benar, Jangan Katakan. Jika Itu Tidak Benar, Jangan Lakukan.” – Marcus Aurelius

Marcus Aurelius Tokoh Populer Stoicism
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Jakarta, WISATA – Di tengah derasnya arus informasi dan kemudahan berbicara di media sosial, satu kutipan dari Kaisar Filsuf Romawi, Marcus Aurelius, kembali bergaung sebagai penuntun etika:

Jules Evans: “Masa Depanmu Bukan Ditentukan oleh Apa yang Terjadi Padamu, tetapi Bagaimana Kamu Menanggapinya”

“Jika itu tidak benar, jangan katakan. Jika itu tidak benar, jangan lakukan.”

Ungkapan ini diambil dari buku pribadinya, Meditations, dan menegaskan prinsip Stoikisme tentang kejujuran dan integritas—nilai yang kian penting di zaman disinformasi dan hoaks.

Jules Evans: “Dalam Dunia yang Penuh Kegaduhan, Keheningan Batin adalah Kekuatan Super”

Kejujuran Sebagai Fondasi Keberanian

Marcus Aurelius, yang memerintah Kekaisaran Romawi pada abad kedua Masehi, menulis catatan ini sebagai pengingat diri sendiri agar selalu bertindak berdasarkan kebenaran. Bagi William B. Irvine, penulis A Guide to the Good Life, kutipan ini menekankan bahwa keberanian moral bukanlah soal menghadapi bahaya fisik saja, melainkan berani mengatakan dan melakukan apa yang benar meski bertentangan dengan arus populer.

Jules Evans: “Kebijaksanaan Dimulai Saat Kita Membedakan antara Apa yang Dapat Kita Kontrol dan Apa yang Tidak”

“Saat kita mengabaikan kebenaran, kita mengorbankan keutuhan jiwa. Keberanian sesungguhnya muncul dari kesetiaan pada fakta,” ujar Irvine dalam sebuah wawancara virtual.

Relevansi di Dunia Digital

Halaman Selanjutnya
img_title