Kisah Para Sufi: Hasan al-Basri, Suara Keadilan Spiritual dari Dunia yang Hiruk Pikuk

Tarian Sufi
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Ia pernah menegur keras Gubernur Hajjaj bin Yusuf—penguasa kejam pada masa itu—dengan kata-kata yang menusuk, namun tetap bijak. “Wahai Hajjaj, engkau adalah ujian bagi kami dan kami adalah ujian bagimu,” ujarnya dengan lantang di hadapan kekuasaan yang bengis.

Kalam Romadhon: Imam Ahmad bin Hanbal dan Perjuangan Menjaga Kebenaran

Meski hidup di bawah tekanan politik yang keras, Hasan al-Basri tidak pernah diam terhadap kezaliman. Ia tetap menyerukan kejujuran, kesederhanaan, dan keberanian untuk berkata benar, sekalipun harus menghadapi ancaman.

Mengajarkan Zikir di Tengah Kegaduhan Dunia

Inilah Kritik yang Ditujukan Terhadap Upaya untuk Menggabungkan Filsafat dan Agama

Hasan al-Basri juga dikenal sebagai pelopor tasawuf di dunia Islam. Ia bukan sekadar ahli fikih atau ahli tafsir, melainkan seorang sufi sejati yang menghidupkan kembali makna ruhani dari ajaran Islam. Baginya, ibadah bukan hanya tentang jumlah rakaat atau panjangnya doa, tetapi tentang kesadaran hati yang hadir bersama Tuhan dalam setiap napas kehidupan.

Ia sering berkata, “Zikir bukan hanya di lidah, tetapi juga dalam gerak dan diammu. Jadikan hatimu mushaf, dan hidupmu tafsirnya.”

Penakluk Yang Tak Terkalahkan: Sultan Mehmed II dan Jatuhnya Konstantinopel

Ia sangat prihatin melihat manusia larut dalam dunia, lupa akan akhirat. Karena itu, ia terus menasihati murid-muridnya untuk tidak terjebak dalam fatamorgana duniawi. “Dunia ini hanyalah jembatan, bukan rumah. Maka lewatinya, jangan membangun istana di atasnya,” demikian salah satu petuah terkenalnya.

Tangis Hasan yang Membasahi Masjid Basrah

Halaman Selanjutnya
img_title