Empedokles dan Anaxagoras: Mencari Unsur Dasar Kehidupan dan Akal Semesta

Anaxagoras
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Menurut Empedokles, seluruh perubahan dan pergerakan di alam semesta merupakan akibat dari interaksi antara cinta dan benci terhadap unsur-unsur tersebut. Ketika cinta mendominasi, alam cenderung bersatu; ketika benci menguasai, terjadilah perpecahan dan kehancuran. Dengan demikian, ia menawarkan penjelasan yang seimbang antara perubahan dan keabadian.

Socrates dan Kebijaksanaan Mengakui Kebodohan: Pelajaran Penting bagi Era Digital

Menariknya, teori ini tidak hanya filosofis, tetapi juga sangat dekat dengan konsep-konsep awal kimia dan biologi. Empedokles bahkan menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk melalui kombinasi acak bagian-bagian tubuh yang pada akhirnya cocok dan bertahan.

Anaxagoras: Segalanya Ada dalam Segalanya dan Kekuatan Nous (Akal)

Pierre Hadot: Kebahagiaan Sejati Tidak Bergantung pada Dunia Luar, Tetapi pada Cara Kita Memaknainya

Anaxagoras (500–428 SM), yang hidup di Athena dan menjadi guru tokoh besar seperti Perikles dan mungkin juga Socrates, mengembangkan pendekatan yang berbeda. Ia menolak ide bahwa hanya ada satu atau empat unsur dasar, dan menyatakan bahwa segala sesuatu tersusun dari ‘benih-benih’ atau partikel kecil tak terlihat yang disebut spermata.

Setiap benda memiliki partikel dari segala jenis benda lain di dalamnya. Misalnya, dalam sehelai rambut manusia terdapat partikel-partikel dari tulang, daging, dan bahkan emas—tetapi dalam kadar yang sangat kecil. Inilah asal mula prinsip “segala sesuatu ada dalam segala sesuatu”.

Marcus Aurelius: Alam Semesta adalah Perubahan, Hidup adalah Persepsi

Namun, yang paling monumental dari ajaran Anaxagoras adalah konsep Nous (akal). Menurutnya, Nous adalah kekuatan kosmik yang memulai gerakan pertama di alam semesta. Ia adalah prinsip yang murni, abadi, tak bercampur, dan memiliki pengetahuan sempurna. Nous tidak hanya mengatur dunia, tetapi juga menciptakan tatanan dari kekacauan awal.

Dalam pandangan ini, Anaxagoras menjadi filsuf pertama dalam sejarah Barat yang mengaitkan prinsip rasional (akal) dengan struktur dan proses alam semesta. Gagasannya menjadi cikal bakal bagi ide-ide besar Plato dan filsuf idealis lainnya.

Halaman Selanjutnya
img_title